•kepastian•

1.3K 205 21
                                    

"Mah, Seulgi mana?" tanya Wendy setiba nya dia di rumah.

Biasanya jika ada kedua orang tua di rumah, Seulgi selalu menonton acara bersama Ayah. Tetapi hari ini dia tidak terlihat oleh Wendy.

"Kamu ada masalah apa dengan Seulgi? Kenapa kamu tidak cerita?" tanya Ibu Wendy yang berjalan menghampirinya.

Wendy terdiam membeku di dekat tangga rumah.

"Ma-masalah?"

"Kenapa terbata seperti itu? Kamu berbohong?"

"Tidak!" elak Wendy dengan terkejut.

"Kenapa tampak kaget? Kamu menyembunyikan sesuatu dari Mamah?" tanya Ibu Wendy ragu.

Bagaimana pun Wendy menyembunyikan, seorang yang memiliki ikatan darah pasti akan mengetahuinya.

"Mah... Seulgi mana?" lirih Wendy.

"Kalian berdua, sudah dewasa bukannya saling bicarakan masalah. Malah berjauhan seperti ini!" tekan Ibu Wendy yang langsung pergi.

"Mah, Ibu mau kemana?" tanya Wendy.

"Sudahlah, bereskan masalahmu saja. Mamah tidak suka ya kalian berdua bertengkar"

Ibu Wendy langsung pergi keluar rumah, sedangkan Ayah Wendy sedang ada di halaman belakang rumah.

Wendy menaiki anak tangga dengan lesu, dia semakin lelah. Beban hidupnya kembali bertambah, padahal dia tidak ingin hal itu terjadi.

Tetapi Wendy tahu, ini hanya badai sementara. Dia hanya perlu memastikan dan meminta kepastian. Kemudian membicarakan semua hal dengan Seulgi, Sehun, Chanyeol beserta orang tua mereka.

Masuk ke dalam kamar, Wendy melihat barang-barang Seulgi yang biasanya terpajang ini tidak ada.

Seulgi benar-benar membawa barang pribadinya. Kalau di Korea Selatan tersedia sewa rumah/apartemen yang sudah ada beberapa perlengkapan rumah seperti tempat tidur, lemari, dan lainnya.

Jadi Seulgi hanya membawa barang yang dia butuhkan. Makanya ranjang masih ada.

"Seulgi kenapa pergi? Kenapa dia menghindariku?" tanya Wendy yang duduk di ranjang Seulgi.

Wendy mengusap ranjang Seulgi yang begitu bersih dan rapi. Baru beberapa saat ditinggalkan, Wendy rindu kakak sambungnya itu.

🔥


"Seulgi" sapa Sehun ketika Seulgi membuka pintu apartemen.

Seulgi menatap Sehun terkejut, orang yang dia suruh ke apartemen bukan Sehun. Tetapi kenapa malah dia yang hadir.

"Lho? Sehun! Kenapa tahu aku disini?" tanya Seulgi yang masih tidak percaya.

Sehun masih berdiri di depan pintu, dan Seulgi berdiri dua langkah di depan Sehun.

"Kamu kenapa pergi dari rumah?" tanya Sehun to the point.

"Aku hanya ingin hidup mandiri" jawab Seulgi.

"Banyak orang di luar sana yang masih ingin hidup bersama dengan orang tua! Hal bodoh apa yang kamu lakukan!" bentak Sehun.

Seulgi menatap Sehun dengan mata tajamnya, dia aneh dengan reaksi Sehun.

"Sehun! Cukup! Kenapa kamu atur aku?!" bentak Seulgi.

"Seulgi" panggil Sehun.

Seulgi berdecak kesal, dia masih menatap Sehun dengan tajam. Adanya Sehun di kehidupan Seulgi hanya semakin mempersulit.

"Silakan pergi! Aku tidak menerima tamu!" perintah Seulgi.

Sekarang Sehun yang berdecak sebal sebelum melangkah pergi. Karena ada seseorang yang menghalangi jalannya.

[✔] fieryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang