•sakit dan perhatian•

1.1K 216 14
                                    

chapter ini akan fokus ke seulgi dan sehun, dan chapter berikutnya fokus ke wendy chanyeol.

selamat membaca.


🔥🔥🔥

"Aku mau istirahat" Seulgi langsung masuk ke rumah, menabrak bahu Wendy dan juga Chanyeol.

Dia langsung naik ke atas, tepatnya ke kamarnya. Untuk benar-benar mengistirahatkan diri. Seperti yang Sehun bilang, kalau Seulgi demam.

"Jangan dikejar" ujar Sehun yang melihat Chanyeol hendak mengejarnya.

"Kenapa?" tanya Chanyeol kepada Sehun.

"Orang tua kamu kemana?" tanya Sehun kepada Wendy.

"Pergi ke Ansan, ke rumah nenek Seulgi" jawab Wendy.

Sehun hanya memasang wajah datar, khas dengan wajah yang judes dan cuek. Wendy maupun Chanyeol sadar dengan ekspresi Sehun.

"Seulgi demam, jangan diganggu. Dia banyak pikiran" ujar Sehun yang langsung pergi tanpa masuk ke dalam rumah.

Tinggal Chanyeol dan Wendy yang masih berdiri di dekat pintu.

Wendy terlihat lesu karena kejadian hari ini, dia yakin Seulgi akan salah paham. Tapi bukan saatnya untuk menjelaskan, terlebih Seulgi sedang sakit.

"Maaf ya, semua gara-gara aku" lirih Chanyeol.

"Jangan merasa bersalah, nanti juga membaik" ujar Wendy.

"Mau aku temani?" tanya Chanyeol.

Dia takut sesuatu hebat terjadi di rumah kekasihnya, karena orang tua mereka tidak ada di rumah.

"Pulanglah" kata Wendy.

"Bagaimana dengan Seul—"

"Seulgi akan tenang dengan sendirinya, dia bukan pendendam. Memangnya kita sudah melakukan perselingkuhan?" tanya Wendy yang mendongak menatap Chanyeol.

Chanyeol terdiam, memang ini bukan kasus perselingkuhan. Tetapi Chanyeol tidak bisa menahan perasaannya pada Wendy. Buktinya dia cukup mengikuti perkataan Sehun, tidak kekeuh mengejar Seulgi.

"Aku mencintai Sehun" tutur Wendy dengan mata yang berkaca-kaca.

"Seulgi tetap yang utama bagiku, kalau pun benar takdir menyuruhku memilih. Aku akan memilih Seulgi. Dia aset paling berharga yang aju punya setelah orang tuaku" lanjut Wendy yang pada akhirnya dia meneteskan air matanya.

"Pulanglah, semakin larut. Seulgi akan semakin salah paham" tutup Wendy yang pergi masuk ke dalam rumah.

Chanyeol menatap punggung Wendy yang semakin menjauh. Dia tahu Wendy masih menangis, bahkan saat dia membereskan berkas kerjanya. Suara isakan lebih keras dibanding kertas-kertas tebal yang dibereskan.

Tanpa pamit, Chanyeol langsung pergi untuk pulang. Dan Wendy sendiri di ruang tamu.

"Arghh!!" kesal Wendy yang mengacak rambutnya. Hingga dia memeluk lutut dan menyembunyikan wajahnya.

"Seulgi maaf hiks" tangis Wendy.

Sedangkan Seulgi benar-benar tidak sadarkan diri. Kepalanya terasa berat saat masuk kamar, dan dia langsung menjatuhkan badannya ke atas ranjang tanpa melepaskan sepatu dan tasnya.

Wendy merasa bersalah jika dia masuk ke kamarnya, jadi Wendy memilih tidur di ruang tamu.

Tengah malam, Seulgi terbangun.

"Astaga, apa yang terjadi" Seulgi langsung duduk di atas ranjangnya.

Kedua tangannya memegang kepalanya.

[✔] fieryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang