3. Gugurkan saja

4.8K 182 24
                                    

Aku pergi bukan karna aku takut, tapi aku pergi untuk kembali. Kembali membalas rasa sakitku pada kalian berdua.


"El, kau yakin ingin menjual apartemenmu itu, bukankah apartemen itu adalah peninggalan dari alm kedua orang tuamu,"tanya seorang gadis cantik seusia dengan dirinya.

"Entahlah ren, disisi lain aku tidak ingin menjualnya. Tapi aku harus melakukannya demi kelangsungan hidupku, demi bayi yg tengah aku kandung,"ujar elina menunduk ia tau kedua mata sahabatnya tengah menatap dirinya dengan tajam saat ini.

"Ka....u bilang apa el, bayi.....bayi,"tanya gadis bernama renata itu yg tengah menahan nafas saat ini,"el, jawab aku, kau hamil. Hamil anak siapa el, el lihat aku,"panggil renata mengguncang tubuh elina yg tengah bergetar menahan tangis saat ini.

"El.....elina,"panggil renata memaksa elina untuk menatap dirinya, membuat wajah elina yg penuh dengan air mata mendongak."kau tidak serius kan, kau hanya bercanda kan,"tanya renata menahan untuk tetap berpikir positif.

"Tidak ren, a....ku serius aku tengah hamil saat ini. Aku hamil karna kebodohanku sendiri,"balas elina menggelengkan kepala dengan air mata yg membasahi wajah cantiknya.

Tubuh renata terkulai lemas, gadis itu menatap kosong seluruh apartemen mini itu sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa panjang. Air mata renata tanpa sadar mengalir tanpa di minta, suasana hati gadis itu tidak dapat di baca saat ini. Bisa elina lihat jika kedua tangan sahabatnya tengah mengepal erat seakan bersiap meninju siapa pun yg berani mendekatinya.

"Siapa ayah dari bayimu el,"cukup lama renata terdiam hingga dirinya mengeluarkan suara nya kembali, sambil menatap sahabatnya yg tengah menahan nafas saat ini,"jangan takut katakan el siapa,"tanya renata kembali.

"Bram....Bramantio Damian Dirgantara,"suara elina yg hanya 1x menyebut tapi di indera pendengaran renata berkali - kali terdengar.

"Bram......bram yg menghamilimu bagaimana mungkin,"tanya renata mencoba mengontrol dirinya.

Flashback on

"El, bolehkah aku menceritakan sesuatu yg tidak kau ketahui,"tanya bram setelah cukup lama terdiam di dalam apartemen milik elina.

"Apa bram, katakan saja aku siap mendengarnya,"tanya elina sambil menoleh ke arah pria itu.

"Sebenarnya aku tidak pernah merasa bahagia dengan pernikahanku el, aku memang mencintai mika tapi aku tidak pernah mendapatkan hak ku sebagai seorang suami. Mika tidak bisa melayani aku sebagai seorang istri dia adalah wanita yg lugu sehingga cara seks saja dia tidak paham. Membuat aku kurang puas akan belaiannya. Coba kau pikir bagaimana kami bisa memiliki anak jika mika terlalu lugu dia bahkan tidak dapat membangkitkan hasrat pria ku. Aku butuh kepuasaan bathin el, aku pria aku butuh belaian,"ujar bram menatap sahabatnya itu yg tengah menatap dirinya teduh.

"Bagaimana itu bisa terjadi, yg aku lihat mika adalah wanita yg tidak seperti apa yg terlihat saat ini, bagaimana mungkin dia tidak dapat membangkitkan hasratmu itu, itu tidak mungkin bram,"kata elina merasa tidak percaya, karna setau dirinya mika adalah wanita yg tidak selugu itu bahkan demi tuhan elina pernah melihat mika mencium seorang pria penuh gairah saat semasa SMA.

My Baby Without Father (Di Pindahkan Ke Dreame/Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang