4. Kanada

5K 184 12
                                    

Aku pergi tapi bukan berarti aku tidak akan kembali, justru aku pergi dan akan kembali. Tapi bukan cinta yg akan aku bawa pulang tapi dendam.


"Bagaimana dengan keadaanmu el,"tanya renata menatap seduh sahabatnya itu, yg tengah duduk di atas ranjang dengan kedua mata menahan air matanya.

Ya renata berhasil membawa elina sampai di rumah sakit, tapi.....tapi sahabatnya saat ini hanya duduk diam di atas brankar pesakitan membuat dada renata terasa sesak, melihat ketidakberdayaan sahabatnya itu membuat sudut mata renata mengeluarkan air mata.

"El,"panggil renata lembut sambil menggenggam tangan elina membuat tatapan elina kini berpusat pada dirinya, membuat renata menatap elina dengan tatapan bersalah saat ini."maafkan aku el, maafkan sikapku hiks....hiks, aku berdosa padamu maafkan aku,"lirih renata mendekap tubuh lemah sahabatnya.

"Aku tahu aku egois, aku tidak memikirkan perasaanmu hingga kini aku sungguh menyesal el, maafkan aku sahabatku. Maafkan aku,"berkali - kali renata mengucapkan maaf tapi naas sahabatnya tetap saja diam bagai patung di atas brankar pesakitan itu.

Kedua mata elina kembali basah saat bayangan demi bayangan, yg telah ia dapat dari pria itu. Pria yg ia cintai tapi sayang cinta nya di balas dengan rasa sakit, bahkan demi tuhan elina ingin mati saja hari ini agar rasa bersalah dan rasa sakit tidak lagi ia rasakan.

"El.....elina Kau dengar aku,"panggil renata lembut membuat wanita itu menatap seduh pada sahabatnya.

"Aku hampir kehilangan bayiku ren hiks....hiks, aku hampir kehilangannya dan demi tuhan jika aku kehilangannya maka aku tidak akan sanggup lagi untuk hidup, aku hanya memiliki dia ren kau tau aku hidup sebatang kala tanpa sana saudara hiks...hiks,"ujar elina sambil terisak.

Ya saat renata berhasil mencari bantuan Kedua nya memang sampai pada waktunya, untuk saja janin yg tengah elina kandung masih bisa di selamatkan walau sempat terjadi pendarahan tapi demi tuhan renata berucap syukur karna sahabatnya diberi kesempatan oleh tuhan untuk tetap mempertahankan janinnya.

Jika saja kandungan sahabatnya tidak dapat di selamatkan maka renata akan merasakan rasa bersalah di hatinya, sungguh renata tidak pernah bermaksud untuk membunuh bayi yg tengah sahabatnya kandung ia hanya merasa bersalah. Ia sebagai sahabat tidak mampu menolong sahabatnya, yg saat ini telah hancur berkeping - keping karna ulah bejat pria itu.

Sungguh renata ingin marah pada sahabatnya, boleh saja sahabatnya mencintai pria itu tapi demi tuhan pria itu suami orang dan lebih menyakitkan lagi sahabatnya hanya di anggap penghangat ranjang saja, sahabat mana yg bisa menerima nasib sahabatnya yg terlalu menyedihkan bahkan terlalu miris untuk di dengar.

Tapi sekuat tenaga renata mengontrol dirinya untuk tidak marah pada sahabatnya, sebab sahabatnya dalam fase yg tidak baik saat ini. Sahabatnya juga tahu dia hampir kehilangan janinnya, jika saja dirinya lemah mungkin janin itu tidak akan bisa bertahan di dalam rahim sahabatnya itu. Tapi puji tuhan sahabatnya dan juga janin nya baik - baik saja saat ini meski sahabatnya harus selalu menjaga pola makanya.

*****


"Kau yakin akan pergi sendirian, kau tidak ingin aku menemani dirimu,"tanya renata lembut pasalnya keduanya saat ini sudah berada di bandara.

My Baby Without Father (Di Pindahkan Ke Dreame/Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang