Seorang pemuda memetik gitarnya, memetik setiap senar gitar, memainkan setiap kunci chord gitar dengan lihai, memainkan sebuah lagu yang berasal dari band Thailand bernama Scrubb berjudul Everything. Semua orang di ruangan itu menikmati bagaimana suara senar gitar yang merdu itu menghantam telinga mereka, dibarengi dengan suara lembut khas Bright Vachirawit.
"bagus Bright, kau memang selalu menjadi andalan kami. Kamu memang direncanakan untuk masuk ke band, kami tak akan ragu" ucap seorang senior di depan Bright.
Jurusan musik sedang kedatangan para senior mereka. Para senior mencari sejumlah orang untuk di bentuk sebuah band baru bernama Cronos Band.
Setelah mendengar penuturan dari seorang senior dan mendapat persetujuan senior lain, Bright di persilahkan untuk kembali ke tempat duduknya. Lalu nama seseorang diserukan oleh seorang senior untuk di tes, "Win Metawin, silahkan maju kedepan. Aku dengar kau jago soal menjadi seorang drummer" ucap seorang senior wanita menyambut Win dengan sedikit nada manja. Pemuda bernama Win hanya dapat menggaruk tengkuknya canggung.
Dengan cepat kilat tanpa memberikan salam, Win melesat melakukan tes nya. Seperti penuturan senior wanita tadi, Win jago dalam hal menjadi seorang drummer. Seakan-akan tidak ada yang dapat membantah pesona drummer dalam diri Win, Win diterima sebagai drummer di band nanti.
Namun Win membantah permintaan para senior, "maafkan aku, aku tidak bisa masuk band, aku sibuk dengan kesibukanku sebagai ketua klub renang"
Senior wanita tadi maju mendekat ke depan wajah Win, "tapi menjadi band tidak sesibuk itu kok, hanya perlu latihan bersama-sama saja" ucapnya. Namun Win menolak ajakan senior itu sekali lagi.
"maafkan aku phi..tapi kedepannya aku akan mengikuti banyak lomba renang untuk klub ku, apalagi kami tak punya pelatih lagi dan aku harus mengurus klub renang itu sendiri" ucap Win dengan pasti.
Para senior cemberut, mereka harus kehilangan drummer yang hebat karna sebuah klub malang yang tak punya pelatih, tapi bagaimana pun mereka tidak punya hak untuk melarang anak bernama Win itu untuk mengurus klub tercintanya.
"baiklah, tapi jika kau masih mau bergabung kami masih bisa memasukkanmu dalam waktu sebulan ini" ucap senior wanita itu merayu Win. Agar lebih cepat selesai urusannya, Win hanya mengangguk. Senior lalu mempersilahkan Win untuk kembali ke tempat duduknya.
Pemuda bernama Bright tadi menatap Win, bingung bagaimana bisa Win yang berasal dari keluarga penyanyi lebih memilih klub berenang yang ada di ujung tanduk daripada mengikuti band yang pastinya lebih menjanjikan.
Setelah tes itu selesai dilakukan, semua mahasiswa/i dipersilahkan beristirahat seperti biasa. Namun Bright di panggil ke klub musik untuk berbicara dengan seorang senior. Bright diajak berbicara empat mata dengan ketua klub musik, "hei Bright, apa kau dekat dengan anak bernama Win itu?" ucap seorang senior bernama Sarawat.
"aku tidak terlalu dekat dengannya phi" ucap Bright.
"oihh! Bagaimana ini? Kita belum menemukan seorang yang pantas menjadi drummer untuk band kita nanti, tentu selain Win, anak itu punya talenta. Apa kau bisa bantu aku? Hitung-hitung kau bisa berkenalan lebih dekat dengan anak itu juga"
"apa yang kau mau phi?" Bright mengangkat sebelah alisnya, menatap Sarawat yang berwajah jahil.
"bantu aku untuk merayunya agar mau menjadi drummer kita nanti! na na naa?" ucap Sarawat dan menggenggam tangan Bright erat-erat.
"ouih kenapa aku phi? Kenapa kau tak lakukan sendiri saja? Anak itu tipe bocah yang dingin, aku jarang melihatnya bergaul dengan yang lain" Bright berdiri dari duduknya menatap tajam ke arah senior di depannya, Sarawat menatap balik ke arah Bright.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Fooling Urself • BrightWin
Fanfiction"it's so hard to blame you, coz you're so damn beautiful"