"tapi dengan 1 syarat"
"apa syaratnya?" tanya Bright menatap lekat ke arah Win.
"kau akan jadi babu ku selama kita dalam 1 band"
"EH?!"
--
Setelah kejadian itu kepala Bright pusing bukan main, jiwa pangeran tampannya akan lenyab di samping Win. Ah padahal Sarawat lah yang memintanya untuk merayu Win, tapi dia juga yang kena batunya. Kepercayaam dirinya meleleh di tempat.
Sekarang Bright dan Sarawat akan bertemu dan berbicara empat mata di lapangan sepak bola. Sarawat datang dengan kekasihnya, Tine. Bright rasanya ingin memaki karna Sarawat dan Tine terlalu lengket setiap hari, mereka bilang, 1 menit sama dengan 6 jam tidak bertemu. Alasan tidak masuk akal memang.
"hei aku bilang empat mata, bodoh" ucap Bright kasar pada kakaknya.
"kau-?! Parah! Aku akan bilang pada ibu kau mengataiku!" Sarawat yang sedang bersenang-senang dengan Tine jadi kaget dengan kalimat kasar yang diberikan pada nya.
"gara-gara kau aku harus jadi babu nya si Win! Andai aku tak membantumu, maka aku sudah bebas berkeliaran daritadi!"
Mendengar penuturan adiknya, Sarawat jadi kaget. Karna penasaran, akhirnya Sarawat dan Tine mendekati Bright yang berwajah malang. Akhirnya karna Tine sudah memaksa untuk cerita, maka Bright menceritakan semua kejadian tadi dengan pelan-pelan.
Tine tertawa mendengar curhatan Bright. Bright menatap datar ke arah Tine, jika bukan kekasih kakaknya sudah pasti ia banting sekarang juga.
Sarawat menepuk bahu adiknya, "hei aku pikir si Win itu tak akan banyak meminta mu melakukan sesuatu, jika dia banyak minta pasti dia sudah menyuruhmu sesuatu sekarang" ucap Sarawat meyakinkan Bright.
"ah sudahlah, kau jangan banyak protes, jalani saja apa yang kau terima" ucap Tine sarkastik.
Bright lagi-lagi kesal dengan Tine, tapi dia harus diam, atau Sarawat akan memukul mulutnya nanti. Sungguh malang nasib seorang Bright.
"baiklah, baiklah! Asal kau bantu aku ya?!" Bright menunjuk Sarawat.
"yaa, tentu! Asal jangan yang sulit saja. Tapi kalian dalam 1 band hingga nanti kalian memasuki tahun kedua, itu sangat lama, kalian baru saja masuk kampus ini 3 bulan, kan?" Bright jadi bingung, ia menggaruk kepalanya frustasi.
"ya, tapi persetan lah, aku jalani saja, nanti tak akan terasa lamanya" ucap Bright dengan yakin.
Seseorang lalu menepuk pundak Sarawat, mereka bertiga menoleh, mendapati seorang Win yang baru saja mereka gosipi.
"Phi, aku akam bergabung sebagai drummer di band nanti" ucap Win kepada Sarawat. Yang diajak ngobrol hanya mengangguk, "baiklah, sebenarnya nama mu sudah ku catat, jadi semua sudah beres" ucap Sarawat. Win mengangguk dan berlalu pergi.
"lihat, dia tak meminta mu melakukan apapun" ucap Sarawat memandang Bright.
"ouih! Ya ya! Terserahlah, sana! Pacaran lagi!" usir Bright.
Sarawat dan Tine hanya cuek saja dan pergi meninggalkan Bright sendirian di tepi lapangan sepak bola ini.
--
Semua anggota band berkumpul di ruang klub musik untuk memutuskan lagu apa yang akan mereka cover. Win datang sangat terlambat, semua melirik ke arahnya dengan kesal.
Seorang senior wanita mendekati Win. "kau tak tau jam berapa sekarang?" tangannya menyilang di depan dada, menatap kesal ke arah Win.
"tak satupun manusia memberitahu ku jam pertemuan, ini bukan salahku, awalnya aku kesini untuk menemui Bright" ucap Win ke senior tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Fooling Urself • BrightWin
Fanfiction"it's so hard to blame you, coz you're so damn beautiful"