Sahabat Baru

49 7 0
                                    

Hari Jum'at, hari libur untuk santri dan santriwati di Pesantren Al-Fatihah.

Pagi ini aku, Silmi, Syifa dan ning Aisyah akan pergi ke pasar tradisional  yang berada tidak jauh dari Pesantren Al-Fatihah. Mereka menemaniku untuk membeli keperluan ku selama di pesantren dan sekaligus jalan-jalan di hari libur.

Sudah 2 jam berlalu, kami berkeliling di Pasar tradisional ini dan aku sudah membeli barang-barang yang aku perlukan di Pesantren.

Sebelum pulang, kami berempat mampir ke toko aksesoris. Niat awal sih hanya untuk melihat-lihat saja, tapi yang namanya wanita tidak cukup hanya melihat-lihat saja bukan,    saat sedang melihat-lihat aksesoris yang dipajang pemilik toko, kami terpesona dengan satu benda. Benda itu adalah sebuah gelang dari kayu yang dibentuk seperti mutiara berwarna coklat tua dan jumlahnya ada 4 buah seperti persahabatan kami yang terdiri dari 4 orang, lalu kami membeli nya. Dan kami jadikan gelang tersebut sebagai lambang dari persahabatan kami. yang kami sebut dengan gelang persahabatan

" Sebelum pulang kita mampir ke toko aksesoris dulu yuk"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Sebelum pulang kita mampir ke toko aksesoris dulu yuk". Ucap Silmi

"Ayuk". Jawab kami secara serempak

" Lihat deh gelang ini bagus banget kan, dan jumlahnya ada 4 sama kyak persahabatan kita yang terdiri dari 4 orang". Ucap ning Aisyah

" Iya, ning Aisyah kamu benar gelangnya bagus banget". Jawab Syifa

" Bagaimana kalau kita jadikan gelang ini sebagai lambang dari persahabatan kita. kita namakan gelang ini dengan sebutan gelang persahabatan, jadi selama kita masih memiliki gelang persahabatan ini maka persahabatan kita akan tetap ada walaupun nanti kita tidak akan bersama-sama lagi". Ucapku

"Iya, mbak aku setuju". Jawab Silmi

" Kalau begitu tunggu apalagi, mari kita beli gelang persahabatan ini". Ucap ning Aisyah

***

Awalnya aku kira akan sulit melewati hari-hari ku disini. Tempat asing yang belum pernah aku datangi sebelumnya dan itu pun aku sendirian disini. Karena, biasanya setiap aku pergi kemanapun selalu bersama dengan kedua orang tuaku atau bersama dengan Kak Aqmar. Tapi ternyata aku salah, disini aku merasa nyaman dan bahagia. Karena aku memiliki sahabat seperti ning Aisyah, Silmi dan Syifa. Mereka sangat baik kepadaku dan tak sungkan menegurku jika aku salah.

Umur ning Aisyah dan Silmi 1 tahun dibawahku, maka dari itu mereka memanggilku mbak disini. Itu untuk menghormati ku karena aku lebih tua dari mereka. Sedangkan umur Syifa dengan ku sama, kami sepantaran. Tapi entah kenapa Syifa juga memanggilku mbak juga, padahalkan umur kita sama. Jadi aku merasa paling tua diantara mereka karena dipanggil mbak hehehe....

***

Setelah pulang dari Pasar tradisional kami mandi dan setelah itu melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah di Musholla Santriwati yang di imami oleh Ustadzah Fatimah.

Setelah selesai sholat berjamaah kami kembali ke kamar. Silmi yang langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya dan 5 menit kemudian dia sudah tertidur, Syifa yang mencuci Baju dan Alisha yang membaca buku Novel kesukaannya yang ia bawa saat dari rumah, sedangkan ning Aisyah pergi ke dalem. ning Aisyah memang tinggal di asrama santriwati tapi setiap hari dia akan pulang ke dalem untuk bertemu kiai Yusuf dan nyai Maryam.

Ketika kembali ke asrama ning Aisyah selalu membawakan makanan untuk kami. Terkadang kami merasa tidak enak dengan ning Aisyah karena makanan yang ia bawa banyak. Tapi kami tidak mungkin untuk menolak pemberiannya, kalau kami menolak kami takut akan menyinggung perasaan ning Aisyah, lagi pula menolak hal yang baik itu tidak baik.


🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Nurul Silmi dan Zahrana Syifa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nurul Silmi dan Zahrana Syifa

Jodoh Tak Akan TertukarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang