Aisyah Hasna Al-Fatih

38 7 0
                                    

~*Aisyah Hasna Al-Fatih*~( Ning Aisyah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*Aisyah Hasna Al-Fatih*~
( Ning Aisyah)

Aisyah berusia 16 tahun, memiliki tinggi badan yang tak terlalu tinggi, bulu mata yang lentik, pipi chubby, kulit putih bersih dan senyum manis.

Aisyah anak kedua dari dua bersaudara. Mempunyai kakak laki-laki bernama Muhammad Khanan Al-Fatih. Saat ini kakaknya masih kuliah di Kairo menempuh S3nya yang beberapa bulan lagi akan selesai, dan  pulang untuk bertemu keluarga dan adik semata wayangnya sekaligus meneruskan Pondok Pesantren Al-Fatihah yang sekarang di asuh oleh Kiai Yusuf.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Tak terasa sudah 6 bulan aku nyantri disini. Sekarang aku sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi UN nanti.

Hari ini aku sudah mengejerkan pekerjaan rumahku, mencuci baju dan hafalan yang akan ku setorkan ke Ustadzah Fatimah nanti malam sudah aku hafalkan kemarin. Badanku terasa sangat lelah dan ingin rasanya aku rebahan di tempat tidurku.

Saat ini yang ada dikamar hanya ada Alisha, Silmi dan Syifa. Karena, ning Aisyah sedang pergi ke dalem.

"ning Aisyah kemana?".tanyaku kepada Silmi dan Syifa

" Ning Aisyah sedang pergi ke dalem mbak, tadi dia dipanggil nyai Yusuf". Ucap Silmi

"Aku dengar dari santriwati dalem Gus Khanan hari ini akan pulang dari Kairo". Ucap Syifa

"Mungkin ning Aisyah di panggil nyai Maryam karena gus Yusuf hari ini akan pulang". Ucap Silmi

"Aku jadi gak sabar pengen ketemu sama gus Khanan, pasti sekarang kegantengannya bertambah 5x lipat". Ucap Syifa

"Iya aku juga". Ucap silmi

Gus Khanan adalah anak pertama dari Kiai Yusuf dan Nyai Maryam, dan juga kakak laki-laki dari Ning Aisyah. Yang aku tahu dia sedang menuntut ilmu di Kairo. Dan Ning Aisyah selalu menceritakan kakaknya itu kepadaku maka dari itu aku sedikit tahu tentang Gus Khanan, meskipun aku belum pernah bertemu dengan Gus Khanan.

Gus Khanan mengingatkan aku kepada Kak Aqmar, kakakku yang juga sedang menuntut Ilmu di Kairo. Dan sebentar lagi dia juga akan pulang. Aku jadi merindukannya aku ingin bertemu dengannya. Tanpa aku sadari cairan bening keluar dari mataku dan membasahi pipiku dan itu dilihat oleh Silmi dan Syifa. Segerah ku hapus airmataku itu.

" Mbak Alisha kenapa menangis?". Tanya Silmi

"Aku jadi teringat kakakku yang juga sedang menuntut ilmu di kairo sama seperti Gus Khanan. Dan sebentar lagi dia juga akan pulang ke Indonesia aku sangat merindukannya". Jawabku dengan sambil menghapus air mataku

"Mbak Alisha yang sabarnya, kan sebentar lagi kakaknya mbak Alisha juga akan pulang, jadi mbak Alisha bisa bertemu dengan kakaknya mbak". Ucap Silmi dan Syifa yang menghiburku

"Terima kasih ya, kalian sudah menghiburku". Ucapku lalu tersenyum

" Iya, sama-sama mbk". Jawab mereka lalu terkekeh

Tak lama kemudian ning Aisyah datang membawa banyak makanan dan memberikannya kepada kami. Ini bukan pertama kalinya ning Aisyah datang membawa makanan, tapi kali ini makanan yang ia bawa sangat berbeda.

"Assalamualaikum". Ucap ning Aisyah

"Waalaikumsalam". Jawab kami dengan serempak

" Ini aku bawakan makanan untuk kalian, makanan ini adalah oleh-oleh dari Mas Khanan dan umi menyuruhku untuk membaginya dengan kalian". Ucap ning Aisyah

" Terima kasih ning makanannya banyak sekali, maaf merepotkan". Ucapku

" Tidak repot kok mbak, kalian kan sudah saya anggap seperti saudara sendiri dan terutama kamu Mbak Alisha sudah saya anggap seperti kakak saya sendiri dan saya berharap mbak Alisha bisa menjadi kakak ipar saya menjadi istrinya mas Khanan". Ucap ning Aisyah lalu nyengir kuda

" Ciyee ... Ciyee... Mbak Alisha sudah dapat lampu hijau dari adiknya Gus Khanan, tinggal nunggu lampu hijau dari Kiai Yusuf dan Nyai Maryam, terus nikah deh sama Gus Khanan". Ucap Syifa lalu nyengir kuda

" Pipi mbak Alisha kok merah". Ucap Silmi ikut menggodaku juga

"Hustt, kalian jangan ngawor, mana mungkin Gus Khanan mau bersanding denganku, tentunya dia akan memilih pasangan yang sederajat dengan beliau". Ucapku dengan pura-pura marah

" Yang namanya jodoh kan gak ada yang tahu mbk, kalau sudah jodoh gak akan tertukar deh, percaya sama aku". Ucap Syifa

" Kalau percaya sama kamu, itu sama aja musyrik dong". Ucap Silmi

" Nah tu tahu". Jawab Syifa lalu nyengir kuda

" Dari pada membahas hal yang belum pasti mending kita makan, kasihan makanan yang dibawa ning Aisyah dari tadi kita cuekin nanti nangis lagi makanannya" ucapku untuk mengalihkan bembicaraan, dan  ning Aisyah, Syifa dan Silmi tertawa mendengar ucapan ku tadi.

" Mbak Alisha bisa aja bercandanya". Ucap ning Aisyah lalu terkekeh

Detak jantungku terasa 2 kali lebih cepat dari biasanya saat aku mendengar namanya. ada apa dengan aku hari ini, aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Dia yang namanya selalu dibicarakan santriwati disini, tentang ketampanannya dan kesholehannya. Siapalagi kalau bukan Gus Khanan. Salah satu santriwati yang pernah bertemu dengannya mengatakan semenjak Gus Khanan pulang dari Kairo sikapnya jadi berubah menjadi dingin dan pendiam, dia hanya mau berbicara dengan keluarga dan dengan santri dan santriwati dalem itupun kalau mendesak.

Menurutku dia hanya ingin menjaga jarak dari yang bukan mahramnya untuk menghindari fitnah. Wajar saja dia kan seorang gus disini dan dia yang akan menggantikan Kiai Yusuf untuk memimpin pesantren Al-Fatihah nanti.

Semenjak kepulangan Gus Khanan di Pesantren Al-fatihah. aku belum pernah bertemu dengannya dan memang aku tak pernah ingin bertemu dengannya.

Alhamdulillah, malam ini aku sudah menyetorkan hafalanku kepada ustadzah Fatimah, setelah itu aku mau langsung pulang ke asrama santriwati untuk menelpon kak Aqmar karena aku sudah rindu dengannya.

Jodoh Tak Akan TertukarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang