Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.
Warning : Typo bertebaran !
Check this out !
.
.
.
Mark baru saja menuruni taksi yang mengantarnya ke sebuah rumah mewah khas gaya Amerika. Ia merasa sudah lama sekali meninggalkan rumah ini padahal hanya beberapa bulan. Ia menyeret kopernya lalu masuk ke rumah itu karena dulu Mark memang tinggal di sini saat menempuh pendidikan.
"Kau sudah tiba? "
Seorang pemuda tampan turun dari tangga sambil mengecek isi kertas di tangannya. Mark memincingkan mata, "Aku baru saja datang dan jangan memberiku perkejaan Hyung. "
Jaehyun menggedikkan bahu, "Aku akan memasak. Kita makan siang. "
Mark mengangguk saja, setelah membersihkan dirinya dan mengganti baju dengan yang lebih nyaman ia turun ke lantai satu. Jaehyun sudah menyiapkan dua piring pasta yang kelihatan lezat. Ia berterima kasih pada Jaehyun karena pemuda itu membantunya bertahan hidup selama menempuh pendidikan.
"Bagaimana Korea? "
Mark tersenyum, "Cukup baik? "
Jaehyun mengernyit, "Apa terjadi sesuatu? "
Mark menggeleng, "Tidak hanya menikmati saat bekerja di sana. "
"Tidak mungkin kau menikmatinya Mark, Haraboeji bukan tipe orang yang suka membuat orang di sekitarnya bersantai. Jika kau menikmatinya pasti ada yang membuatmu betah. Siapa? "
Mark hanya tersenyum, ia tidak mungkin mengatakan pada Jaehyun kalau salah satu sahabat kecilnya yang membuatnya betah tinggal di Korea. Renjun memang berkesan untuk Mark bahkan saat pertemuan pertama. Sebuah permainan yang mereka buat meninggalkan kenangan tersendiri untuk Mark.
"Teman kantor? " tanya Jaehyun.
"Lupakan saja, jangan menebaknya! "
"Baiklah, lalu apa yang terjadi? "
"Hyung sepenasaran itu? "
"Tentu saja, aku pikir kau akan lebih memilih bekerja di Kanada daripada di Korea. Jika ada yang membuatmu betah pasti ada alasannya. Aku pikir Vancouver lebih nyaman ditinggali daripada Seoul. Bukankah begitu? "
Mark tersenyum, "Hanya bertemu seseorang yang mengesankan itu saja. Lagipula aku hanya berteman dengan Hendery dan Kepala Sekertaris, tidak ada yang menarik. "
"Kau benar-benar tidak bisa diajak bersantai. Aku harus pulang ke Korea dulu untuk mengetahuinya. Sayang sekali aku harus menunda kepulanganku. "
Mark terbelalak, "Apa? Kenapa? Padahal aku datang jauh-jauh untuk menjemputmu! "
Jaehyun merasa pening, "Ada beberapa masalah dengan perusahaan di sini. Kau bisa membantuku sebentar jika mau. Aku juga ingin cepat pulang Mark tapi ya kau tahu ada yang menahanku. "
Mark mendengus, "Berikan aku libur di akhir pekan. "
"Call, " kata Jaehyun setuju.
Mark setidaknya bisa mengalihkan perasaannya yang gelisah karena menanti jawaban Renjun. Pemuda itu membawa kesan tersendiri dan membuat Mark jatuh dengan ajaib. Meski ia nanti ditolak Mark tahu ia tidak akan pernah menyesali pertemuannya dengan Renjun. Beberapa bulan bersama pemuda itu membuat dunianya yang monoton menjadi lebih berwarna. Mark selalu berterima kasih untuk hal itu pada Renjun.
![](https://img.wattpad.com/cover/215397805-288-k857237.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating For Playing
Fanfiction[Trilogy Relationship : Book 3] Mark dan Renjun bertemu secara tidak sengaja di sebuah restoran cepat saji. Keduanya memulai kencan hanya karena sedang bosan. Menghabiskan waktu berdua di tengah peliknya kehidupan, mereka lupa sejenak tentang masala...