Chapter 2 : Hands

3.6K 547 18
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Renjun tidak gila ketika mengajak pemuda yang duduk di sdepannya untuk berkencan. Baiklah anggap saja ia gila karena pemuda itu sangat tampan. Baru pertama ini Renjun bertemu seseorang yang bisa imut dan tampan secara bersamaan. Bahkan Jaehyun teman masa kecil kakaknya saja tidak semenggemaskan pria di depannya ini.

"Jadi kau baru sampai di Korea? "

Pemuda itu mengangguk, Renjun tidak menyangka akan bertemu pria asing yang juga asing dengan kehidupan di Korea karena bertahun-tahun tinggal di luar negeri. Pemuda itu tampak seperti orang baik,  bahkan penampilannya cukup berkelas untuk seseorang yang katanya baru bangun tidur itu.

Mark Lee punya pesona yang berbeda dari kebanyakan orang.

"Kau datang ke sini untuk berlibur? " tanya Renjun lagi.

Mark menggeleng, "Aku datang untuk bekerja dan aku baru mulau minggu depan. "

"Di mana? "

"Sun Query"

Renjun terbelalak, itu adalah perusahaan besar milik seorang Jung Taewon salah satu orang terkaya di Korea Selatan. Apalagi Renjun juga mengenal baik Jung Taewon karena Pria berusia senja itu adalah rekan kerja sang Ayah dan salah satu cucunya juga adalah sahabat kecil kakaknya.

"Kau beruntung bisa bekerja di sana. "

"Tesnya cukup sulit. "

Renjun mengangguk saja, Mark tampak sudah menyelesaikan makannya. Setelah membereskan meja mereka, pemuda itu minta diantarkan ke minimarket terdekat untuk membeli kartu bus.

"Seharusnya aku menawarkan diri jadi pemandu wisata saja," kata Renjun sembari menunggu bus.

"Mau dirubah? Aku tak masalah," sahut Mark.

Renjun menggeleng, "Aku sedang ingin punya kekasih bukan turis untuk membayarku. Aku sedang ingin kabur karena isi otakku terlalu penuh dan pelik. "

Mark hanya mengangguk, "Aku juga akan bosan jika terus ada di apartemen."

Bus menuju sungai Han sudah tiba, mereka menaikinya. Sebagai acara kencan mendadak mereka memilih tempat yang baik. Renjun memasang earphone ke ponselnya lalu membaginya satu dengan Mark. Kekasih sementaranya itu memandang bingung tapi Renjub memilih untuk menyalakan musik.

Keduanya menikmati perjalanan itu dengan musik yang menyenangkan. Keduanya benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih sungguhan dan mungkin membuat iri orang dalam bus itu. Renjun kadang suka dengan otaknya yang terlewat gila.

Mereka masih harus menyebrang setelah turun dari bus. Jumlah penyebrang lumayan banyak dan membuat keduanya berhimpitan.

Renjun terkejut begitu ada yang memegang tangannya. Ia menoleh dan mendapati Mark menggenggam tangannya dan menujukkan tanga mereka yang bertautan pada Renjun.

"Sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh sepasang kekasih. "

Renjun tidak berpikir sampai sejauh itu, desiran aneh menjalar ke dadanya seiring langkah mereka menyebrangi jalan. Tangan milik Mark lebih basar darinya tapi terasa pas di sela-sela jemari Renjun. Mungkin berlebihan tapi tangan itu seperti diciptakan untuk menggenggam tangannya dan mengisi sela jemarinya.

Dating For PlayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang