H

392 31 0
                                    

Santuy, ini baru awal
.
.
.

"Rin!"

"Apaan?"

"Tugas lo mana? Siniin mau gue periksa!"

Yerin melongos. "Hari ini nggak ada kelas," balasnya acuh, sedang sibuk berkemas.

"Ya tau! Lo mah giliran gue mau rajin malah dikekang."

"Rajin bolos sih iya," cibir Yerin. Ia berkacak pinggang menatap cowok berkulit tan di depannya. "Pelajaran baru dimulai dua hari lagi," beritaunya.

"Elah pelit amat. Tugas doang kok ini, bukan pahala."

"Bacot lu!"

"Ribet lu!"

Yerin mengabaikan.

"Rin, gue perhatiin habis liburan lo makin cantik deh."

Gadis berponi rata yang sedari tadi diam duduk santai di pojokkan kelas mendengus jijik. "Blacky, udah deh nggak usah maksa."

"Ju, diem ya sayang! Nanti pikunnya kumat lho."

Amin Gyunandra, laki-laki yang dipanggil Yuju dengan sebutan Blacky itu tersenyum puas setelah mendapat pembelaan. Asik nih bentar lagi ada debat.

"Junet, burung lo udah nggak bengkak lagi?" Yuju bertanya datar.

Wajah Junet berubah masam. "Bacot lu!"

"Salah elu!"

"Gue nggak mau tau ya, Ju! Kalau sampai air suci milik gue nggak bisa keluar lagi, lo harus tanggung jawab! Siap-siap gue kawinin!"

"Elah burung lo aja yang letoyyy..."

Junet meradang. "Lo mau liat dia berdiri?" tantangnya.

"Mana hayo?!" Yuju tak kalah menantang.

Junet bergidik ngeri. "Dih nafsuan jadi cewek!"

Yerin menggeleng lemah sedangkan Amin tertawa heboh menyaksikan Yuju dan Junet. Keduanya terlalu aneh untuk dijabarkan. Berantem terus, tapi ada manis-manisnya kayak air dari pegunungan.

"Nih, Ming!" seru Yerin memukulkan buku tugasnya ke arah si hitam.

Amin atau lebih sering dipanggil Aming menyengir lebar. "Dari tadi kek," gerutunya tidak tau diri.

"Besok harus balik ke tangan gue!"

"Siyapp, Mah."

"Bodi goyang mamah muda... mamah muda... dada dada dada," Joshua tiba-tiba bernyanyi keras.

"Ngapain ngomongin dada, anjirr!" protes Vernandi.

"Itu lagu! Muka doang yang bule lo, otaknya tetep aja udang," Joshua dongkol.

"Makin sayang deh sama lo, Mah!" Jeka bersuara.

"Love you, Mah!" Junet ikut-ikutan, "hate you, Ju!"

"Bodo amat," sahut Yuju galak. "Rin, lo betina gue paling baik dah!" ia tersenyum manis.

"Liat kan, Rin? Gue tuh anak baik yang diperalat! Padahal mereka semua juga naksir berat sama tugas lo," ujar Amin.

Yerin mendelik. "Lo juga sama!"

"Tae, bilang makasih dulu ke mamah!" celetuk Jeka menyenggol temannya yang asik dengan ponsel.

"Tugas gue sudah selesai."

"HAH?!" semuanya tersentak kecuali Yerin.

"Gila, kok bisa sih hidayah lebih dulu turun ke elo?!" Vernandi tidak terima.

Hope You EnjoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang