J

139 30 10
                                    

"Balik kanan bubar jalan!"

Suara Hoshi menggema keras memenuhi lapangan. Seiring dengan aba-aba tersebut sebuah penghormatan diberikan untuk dirinya sebelum seluruh pasukan membubarkan barisan. Berlarian ke pinggir lapangan menghindari hujan yang sudah berguguran begitu derasnya.

Yerin langsung merapatkan diri ke dinding. Tangannya menyilang di depan dada menyadari baju kaos putihnya sudah basah kuyup. Pakaian dalamnnya tercetak jelas membuat Yerin hanya bisa menunduk malu sambil terus menyilangkan tangan mendekap dirinya sendiri berpura sangat kedinginan.

Entah berapa lama Yerin harus berada dalam posisi seperti ini. Namun lama kelamaan hawa dingin mulai menusuk kulitnya secara perlahan membuat Yerin menggesekkan kedua telapak tangannya berusaha mengalirkan rasa hangat. Hal itu pun tidak cukup membatu karena tanpa sadar tubuhnya sudah menggigil kedinginan.

"Eh, Kak, lewat sini hoy!"

Yerin mengangkat kepalanya ketika suara Yuju tertangkap oleh telinganya. Bertepatan saat itu juga sebuah jaket dilampirkan pada bahunya. Yerin sedikit tersentak kaget.

"Elah modusin mantan. Ia nih gue jaga jarak dulu."

Yerin mendongak dengan mata membeliak. Mino sudah berdiri di sampingnya dengan senyum hangat. Sedangkan Yuju berdiri beberapa meter darinya.

"Kak..."

"Lain kali jangan pakai baju putih kalau latihan," kata Mino membenarkan posisi jaketnya di bahu Yerin.

Yerin diam saja tidak berkutik. Ia melirik Yuju, gadis itu malah tersenyum penuh arti menatapnya. Membuat Yerin jadi tertunduk malu.

"Kamu basah, Rin. Ganti bajunya gih biar nggak demam," ucap Mino menyarankan.

"I... iya, Kak." Yerin menyahut gugup. Tanpa melirik pun Yerin sadar banyak pasang mata yang memperhatikan keduanya, khususnya para anggota eskul paskibra yang memang berada di sekitar mereka.

"Mau Yuju temani?" tanya Mino.

"Lah kok gue? Kak Mino aja gih biar ekhem..." Yuju sengaja meledek.

"Ju," tegur Mino membuat Yuju hanya menyengir lebar.

"Mau gue temenin, Rin?"

"Nggak usah, Ju." Yerin menolak seraya tersenyum. Sambil merapatkan jaket milik Mino, Yerin bergerak mengambil tasnya. "Nanti kalau mau balikin jaketnya gue titip ke Yuju ya, Kak?"

Mino sekilas menoleh. Ia masih sibuk mencek isi tas latihannya. "Chat aja kalau mau balikin. Biar aku yang ambil," jawabnya.

"Eh?"

"Akun aku nggak kamu block kan?"

Yerin otomatis menggeleng membuat Mino tersenyum.

"Bagus. Makasih kalau begitu," ujar Mino memberikan usapan lembut di rambut Yerin yang basah.

Yerin mengerjap berusaha menarik diri agar tidak terbawa suasana. Bagaimanapun mendapat perhatian dari laki-laki tampan dengan pembawaan tenang seperti Mino merupakan hal mendebarkan. Meskipun Yerin sudah pernah menjalin hubungan dengan Mino dalam kurun waktu cukup lama. Namun Yerin tidak bisa menampik pesona yang dimiliki Mino sering kali membuatnya oleng.

"Gue permisi dulu, Kak." Yerin berucap sembari menundukkan kepala sekilas. Bajunya sudah sangat basah, jika dibiarkan lebih lama lagi hawa dingin semakin lama menusuk kulitnya. Ia takut terserang demam sedangkan lomba sudah di depan mata.

"Rin..."

Langkah Yerin tertahan oleh Mino. Laki-laki itu menarik pelan pergelangan tangannya kemudian meletakkan sebuah handuk kecil di telapak tangan kanan Yerin.

Hope You EnjoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang