O

212 27 0
                                    

Nyari pacar mah gampang, nyari temen kayak lo yang susah
.
.
.
.

"Tae, gue balik sama lo ya?"

Pergerakan Tae yang sedang sibuk mencari rokok elektrik miliknya terhenti. "Cowok lo kemana?"

Yerin memberikan senyum penuh arti.

"Putus lagi?"

"Yeah... gitu deh."

Tae menggeleng takzim. "Lo kalau pacaran lamaan dikit bisa kali, Rin. Seminggu dua minggu putus. Nggak bosen apa pedekate mulu."

"Elu sih nempel mulu ke gue," ucap Yerin menuduh.

"Lah elo yang ngintilin gue. Jangan memutar balik keadaan."

"Dih mana ada!"

"Nih, sekarang buktinya. Siapa yang barusan mau balik bareng gue?" desak Tae menyudutkan.

"Ya kan udah putus," elak Yerin tidak mau kalah.

"Nggak bisa. Balik sama Yuju aja sana," tolak Tae.

"Maaf ya, Rin. Bukannya nggak mau, tapi hari ini gue mau ngapelin cowok sekolah depan," tolak Yuju cepat.

"Sok laku lu," cibir Junet.

"Sirik aja lo yang nggak laku-laku."

Dua orang berbeda jenis kelamin itu mulai berdebat tidak karuan. Junet meledek, Yuju mencibir. Yuju melotot, Junet cemberut. Begitu terus rutinitas mereka setiap hari. Katanya tanpa bertengkar pertemanan mereka kayak sayur tanpa gula, nggak ada manis-manisnya.

"Ju, sudah napa, JU!" Junet meringis memegang kepalanya yang di tabok Yuju berkali-kali.

"Tidak kah cukup... yang engkau lihat? Pertemanan... ini sungguh berat! YUJUUU!" Junet melontarkan lirik lagu, kemudian menjerit di akhir kalimat.

"Nggak, nggak akan cukup sebelum bibir lo itu gue hancurin!" seru Yuju ganas mengejar Junet dengan sapu di tangannya.

Junet berlari. "Ancurin pakai bibir aja udah, Ju." katanya ngos-ngosan.

"JUNET!!!"

Tae tertawa sebentar sebelum menoleh ke arah Yerin, gadis itu fokus melihat pertengkaran kedua temannya. "Pulang sama Jeka aja deh, Rin. Dia kosong tuh," sarannya.

"Lo aja yang anterin kenapa sih? Gue balik sama Una," ujar Jeka mendekat.

"Una sudah keluar dari tadi," selidik Tae.

Jeka mengangguk. "Makanya gue buru-buru. Dia nunggu di parkiran soalnya. Kasian kalau kelamaan," ia tersenyum menupuk bahu Tae. "Lo aja udah yang anterin. Gue duluan ya," pamitnya.

"Rin, gue ada janji sama cewek lain," kata Tae melampirkan tas ke bahu.

Yerin terdiam sesaat lalu mengangguk paham. "Gue balik sama Yewon aja," ucapnya tersenyum saat Yewon berjalan ke arah mereka.

Gadis keturnan Korea itu mendengus pasrah. "Buruan ayo."

"Duluan Tae," pamit Yerin. "Semangat berantemnya YuNet," soraknya kemudian.

"Yerin cepetan!"

"Kenapa sih lo?" Yerin mendekat bingung.

"Kita lewat tangga belakang aja," Yewon menarik tangan Yerin cepat. Ia berniat melarikan diri dari adik kelas tidak tau diri yang menyatakan cinta padanya di depan semua murid baru dan kakak kelas. Bersyukur Vernandi belum tau kejadian menggemparkan tadi pagi.

"Lo kenapa sih, Ye?" Yerin semakin bingung.

Yewon berhenti, menatap Yerin penuh harap. "Anak-anak kelas nggak ada yang tau?"

Hope You EnjoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang