Sudah satu minggu Najma loncat kelas. Ia menjadi siswa kelas XI dan ia bersyukur tidak bertemu lagi atau sekelas dengan cowok gila yang tiba-tiba membuatnya malu itu.
Bel tanda pulang berbunyi semua siswa yang ada di kelas langsung berhamburan keluar untuk pulang.
Najma lagi membereskan buku-bukunya ke dalam tas dan ia mengabaikan pertanyaan Icha teman sebangkunya yang selalu menanyakan kejadian minggu lalu.
Entah dapat Ilham dari mana Najma mau berteman. Sejak kecil Najma tidak pernah bergaul atau bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain, di kelas sebelumnya pun Najma duduk sendiri, Najma dijuluki manusia anti sosial.
"Jadi, lo sama si Fadil beneran pacaran?" lagi-lagi pertanyaan itu membuat aliran darah Najma sudah mengalir sampai ke ubun-ubun.
Najma menoleh memberikan lirikan mata dengan tajam.
"Kenal juga nggak lagian buat apa gue peduli!" jawab Najma dengan nada ketus.
"Ya, siapa tau aja lo sama dia berjodoh."
Najma menghela nafasnya panjang temannya ini mulutnya benar-benar seperti mercon.
"Icha, Najma....," teriak seorang cewek dengan mulut cemprengnya sambil nangis terisak-isak.
Icha dan Najma terkejut dengan teriakan itu dan mereka sudah bisa menebak pasti itu Yumna si preman cengeng.
"Kenapa lo?" tanya Icha heran.
"Gue, nggak bisa ikut turnamen karate lagi," kata Yumna sambil nangis dengan wajah yang memelas.
"Ya salah lo sendiri, ikut gue fashion show waktu itu."
Icha dan Yumna teman Najma sangatlah berprestasi. Yumna seorang atlet karate berhasil menjuarai berbagai perlombaan dan membawa piala untuk sekolah. Sedangkan Icha masih SMA tetapi, sudah menjadi penata rias artis dan model.
Tetapi, kedua temannya ini mempunyai keanehan yaitu Yumna yang tomboi tetapi mudah terharu, sedangkan Icha rakus tapi badannya tidak gemuk.
Semenjak berteman dengan Najma mereka memutuskan untuk memakai jilbab, bisa dipastikan Najma secara tidak langsung mengantarkan temannya untuk hijrah.
"Najamaaaa,,, tolongin." rengek Yumna.
"Ya udah lo kerjain PR lo itu baru gue bilang sama Bu Andin!" ucap Najma kepada Yumna.
"Heh nggak usah gue mau istirahat dulu deh!!" ngeles Yumna.
"Na..j.m.a," panggil seorang cowok dengan suara terbata-bata.
"Kenapa?" tanya Najma ketus dan dingin.
Cowok itu menelan ludahnya takut ia berusaha untuk berbicara lagi.
"Di,.. suruh.. ke... ke..laaaa.sss.. X-5 sam....mma Bu... An.diinn," jawab cowok itu gagap dan juga gemetar.
Najma menatap cowok itu dingin dan raut wajah tidak bersahabat. Cowok itu namanya Jono, cowok culun dengan kacamata pantat botol dan rambut belah tengah. Walaupun cupu tapi ia selalu dihargai temannya dan tidak ada berani mengganggu juga, ia siswa yang pintar.
"Ya, makasih," ucap Najma dingin.
"Jangan judes-judes sayang nanti anak orang sawan!" ucap Icha mengingatkan.
"Jono itu hatinya selembut sutra. mudah rapuh," kata Yumna.
"Udah sana lo pergi!" usir Najma ke Jono.
"Iya...." Jono langsung lari ketakutan.
"Ayo pulang, jangan marah-marah ya," ajak Icha ke Najma.
Dengan raut wajah yang sangat dingin Najma bangkit dari tempat duduknya untuk keluar kelas. Ia tidak langsung pulang Najma sudah ada janji sama teman kelasnya yang dulu untuk pamit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Najma
Teen FictionAchmad Fadillah cowok Sholeh idaman semua orang dengan sejuta pesona di sekolah, tiba-tiba jatuh cinta kepada gadis berjilbab berwajah datar bernama Najma Wulandari sang siswa teladan. Menceritakan tentang perjuangan seorang Fadil untuk mendapatkan...