1. Pernyataan Cinta

195 12 4
                                    

Hari senin adalah hari sakral untuk memulai aktivitas. Dimana semua kegiatan dari mulai bekerja, sekolah, hingga dalam urusan mencari kerja dengan semangat dan tidak mengenal kata lelah dilakukan hari ini.

Tidak juga dengan semangat seorang anak laki-laki yang sedang menikmati embun pagi hari yang sangat indah. Matahari masih belum menampakkan diri di arah timur langit bumi, dan cuacanya masih sangat gelap dan sedikit dingin, sehingga menimbulkan uap udara dari mulutnya.

"Melelahkan!!" ucap pria berwajah oriental bernama Achmad Fadillah. Dia habis jogging dan memutuskan berangkat sekolah dengan berjalan kaki.

Fadil sangat senang bisa bersekolah dengan jalan kaki selain sehat dan irit ongkos, dia juga membantu mengurangi polusi dengan memakai motornya.

Walaupun aneh dan sedikit yang melakukan tetapi ia tidak pernah merasa malu.

Meskipun cuacanya sedikit mendung mentari pagi yang cerah tampak ada awan gelap. Itu tidak mematahkan semangatnya untuk berangkat sekolah.

Setelah sampai gerbang sekolah, Fadil duduk di kursi untuk istirahat. Mata Fadil berpaling kepada seseorang yang baru turun dari angkot, turun sosok gadis berjilbab yang sedang membaca buku. Fadil terus menatap lurus cewek itu dia merasa pernah bertemu dengan cewek itu.

Wajah cewek itu sangat manis dan imut mirip boneka Barbie, dan badannya mungil kulitnya tidak terlalu putih tetapi, wajahnya bersinar.

Fadil mengernyitkan dahinya dia merasa heran ada siswa sekolah ini yang berangkat sekolah naik angkot, karena rata-rata yang bersekolah disini adalah anak orang kaya.

Gadis itu berjalan sambil membaca bukunya tidak mengalihkan perhatian kemana-mana dan ketika tepat didepan gerbang sekolah, tali tasnya putus dan semua bukunya jatuh berserakan.

Fadil menghampiri cewek itu berniat menolong lalu menyapa cewek itu.
"Hai," Sapa Fadil dengan tersenyum kepada cewek itu.

Cewek itu menoleh dengan wajah yang tidak ada ekspresi.

"Iya.."

"Kamu murid baru ya?" Tanya Fadil pada cewek itu.

Cewek itu menatap Fadil dengan wajah yang sangat datar dan dingin.

Fadil memberikan senyum termanisnya kepada cewek itu, tetapi cewek itu acuh tak acuh.

Mungkin untuk semua cewek di sekolah mendapatkan senyum itu langsung menjerit-jerit berbeda dengan dia yang tidak ada responnya sama sekali.

"Kamu kelas XII ya? Apa kelas X? aku baru lihat kamu soalnya?" tanya Fadil melihat buku cewek itu yang sangat tidak lazim untuk dibaca seorang pelajar, dan Fadil bisa menyimpulkan bahwa gadis ini berotak jenius.

Fadil membantu cewek itu membereskan buku-buku yang berserakan. Buku bacaannya seperti jurnal ilmiah dan semuanya bahasa Inggris.

Dan cewek itu menatap Fadil dengan wajah yang dingin dan datar lagi.

"Kamu kelas berapa? nanti kuantar sampai kelas,"

"Nggak perlu!" ucap cewek itu dingin.

"Oh, ya karena tas kamu robek dan bawaan buku kamu juga banyak, kita tukaran tas aja. Aku bawa buku sedikit kok," ucap Fadil dengan menyodorkan tasnya kepada cewek itu.

"Tapi, kamu ambil aja aku nggak bawa buku soalnya, semuanya di loker," kekeh Fadil.

"Terserah."

"Kamu, mau kuantar ke kelas nggak? Nanti tasnya putus lagi, terus bukunya jatuh lagi." Tawar Fadil.

"Nggak usah, makasih."

"Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya kamu ingat nggak?"

"Maaf duluan, permisi," ucap cewek itu.

Dear NajmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang