KEPUTUSAN

231 7 0
                                    

" Kalau itu saya serahkan sepenuhnya kepada anak saya, biar dia yang memutuskan, Sebagai orang tua tuggas kami hanya berdoa sekaligus mendukung jika itu memang baik dan sudah menjadi keputusan anak kami, bagaimana nduk keputusan mu...? "jelas abi kemudian bertanya padaku

" Oh ya allah benarkah apa yang terjadi saat ini padaku ? , aku dikhitbah oleh seorang laki-laki  yang sekalipun tidak pernah terlintas dalam bayangan ku, dia dosenku, dosen yang dengan melihatnya saja aku sudah merasa takut dan jujur saja aku masih sedikit sebal padanya jika mengingat saat itu,  bukan aku pendendam ya allah hanya saja aku ragu apakah aku bisa hidup dengan laki-laki egois seperti itu ?,  sementara kedua orang tua ku sepertinya sangat berharap sekali dengan perjodohan ini, aku harus bagai mana yaallah?" batinku penuh kebimbangan seakan masih tak percaya atas apa yang terjadi

"nduk pie kok malah bengong di tanya?",  tanya abi sedikit mengagetkanku

Setelahku ucap basmallah 3 kali dalam hati dan mengambil nafas dalam dalam akhirnya akupun menjawab

"bismillah..., insyaallah Nafisah terima khitbahan ini bi,  mi",  jawabku dengan penuh kepastian,  meski sempat gugup dan dilema, sebenarnya ini berat untuku tapi tak apalah, lagi pula apa salahnya menuruti keinginan kedua orang tua,  mungkin dengan ini aku dapat menunjukan baktiku kepada beliau berdua

"alhamdulillah.... "ucap mereka serentak mengucap syukur atas keputusanku, dan diantara ucap syukur yang terdengar sepertinya adiba lah yang paling bersemangat atas hal ini.

Disisi lain, tanpa sepengetahuan dari mereka aku memberanikan diri untuk melirik sebentar kearah pak Azmi, sekedar ingin tau saja ekspresi apa yang dia berikan setelah keputusan yang ku ambil barusan,  senangkah ? atau apa 'ya secarakan orang ketus kaya dia mana bisa berekspresi'  batinku.
Saat aku mencoba mencari jawaban atas ekspresinya yang sulit diartikan itu, tanpa disangka2 diapun membalas melihat kearahku dengan memberikan senyuman manisss sekali yang entah mengapa menimbulkan desiran aneh dihatiku, seketika aku mengalihkan pandangan dengan menunduk malu atas sikapku yang lancang itu

''ya allah maafkan nafisah yang sudah khilaf memandang laki-laki selain mahrom nafisah ya allah... '' batinku

"kalau begitu langsung saja kita putuskan kapan akad dan juga resepsinya, kalau menurut ku lebih cepat lebih baik" kata abi pak azmi

"aku setuju Ris,  bagimana kalu bulan depan?" sahut abiku

"apa ngak mendadak bi? " kata umiku

" oh kalo itu kamu ngak usah hawatir jah,  insyaallah cukup kok satu bulan buat kita persiapan, apalagi nanti kan ada WO juga,  iya kan le ? " kata umi pak azmi yang memang sudah berteman lama dengan umi

" oh,  nggih mi" jawab pak azmi sedikit terkejut yang terlihat dari ekspresinya

Dan masih banyak lagi yang mereka bahas untuk mempersiapkan pernikahan ini, mulai dari undangan, tanggal akad dan resepsi,  fitting baju, catering,  dekor dll.

Setelah itupun acara di lanjutkan dengan makan bersama,  tak lama setelah makan bersama keluarga kyai KHISBULLOH segera berpamitan untuk pulang

POV AZMI 💙

Hari ini aku sangat bahagia, alasannya tak lain tak bukan karena khitbah ku di terima oleh murid yang sangat aku kagumi, benar aku akui kini diriku sudah muali mencintainya, tidak maksud ku sangat.
entah sejak kapan,  apa sejak aku melihat nya untuk pertama kali saat dia dan sahabatnya terlambat masuk pada jam kelasku?,atau saat aku memperhatikannya diam diam saat jam kelasku, atau... ah entahlah sejak saat itu setiap kali aku melihatnya ada desiran aneh yang selalu menyingahi hatiku, lama kelamaan takbisa aku pungkiri bahwa aku menaruh perasaan padanya, saat kemudian aku harus rela dan membuang jauh jauh perasaanku karena keputusan abi yang akan menjodohkanku dengan anak dari sahabat nya,  apa yang bisa ku lakukan selain menuruti kedua orang tua,  meskipun pada akhirnya aku harus merelakan rasa yang mulia tumbuh dalam hatiku untuk salah satu murid ku itu.

❤️KHUMAIRAH AL AZMI 💙 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang