Sirius Bintang Langit.

24 9 0
                                    

Sirius Bintang Langit namanya. Orang menyapanya dengan Langit atau Lang, banyak tanya dikepala orang mengapa tak memanggil dengan nama depan yakni Sirius, tapi orang orang sadar tak semestinya mereka harus tahu tentang Langit.

"Lang!" panggil sahabatnya, Orion dilorong sekolah SMA Semesta. "Lo kekelas? Nitip tas. Gue dikejar Egra nih" ucapnya lalu lari sambil mengucapkan nama ketua osis SMA Semesta.

Walau Egra ini kakak kelas dari Orion atau Langit, tapi Orion tak mau mengucapkan dengan embel embel kak, setelah tahu bahwa tahun kelahiran Egra adalah sama dengannya, hanya membedakan angkatan saja.

"Lang, Ori lari kemana?" tanya Egra pada Langit saat tahu tas Orion ada pada dirinya.

Langit hanya menatap Egra lalu menunjuk kearah parkiran oleh dagunya.

"Oke makasih Lang" respon Egra. Langit tidak menanggapi ia berjalan sambil membawa tas milik Orion.

Langit, salah satu anak ips-3 kelas XI yang terkenal akan keahliannya dibidang pencak silat dan kepintarannya dibidang sejarah, namun ia begitu dingin, jarang berbicara, dan selalu menolak jika ada orang lain yang ingin menjadi temannya. Hanya Orion lah yang selalu ada disampingnya.

Langit dan Orion. Bisa dibilang teman dekat saat mereka masih kecil. Mereka sama sama tumbuh di panti asuhan. Walaupun Orion diadopsi oleh salah satu keluarga ternama, ia selalu mengunjungi panti asuhan diselang waktunya. Langit, ia tetap tinggal dipanti asuhan, bukan karena tidak ada yang mengadopsinya, namun Langit memang mau terus hidup dipanti asuhan itu.

Orang berlalu lalang kesana kemari, kaki tak henti henti merasa cape, begitulah keadaan anak laki laki dikelas XI ips-3, namun tidak dengan laki laki dingin yang duduk paling belakang, ia sibuk berteman dengan buku.

Laki laki itu, Langit. Ia memang pintar apalagi dalan bidang sejarah, banyak orang dikelas yang mengejek dirinya karena membaca buku, namun ia tak menghiraukan, sebab rasa ingin tahunya akan wawasan didalam buku lebih penting daripada menanggapi omongan orang lain.

"Lang lo kemana?" tanya Orion pada Langit saat laki laki itu melangkah kearah pintu. Langit tak menjawab, ia hanya mengangkat buku yang ia pegang. "Diperpus?" tanya Orion lagi, ia paham saat Langit mengangkat bukunya berarti ia ingin membaca buku tanpa keributan. Langit mengangguk.

***

Setiap orang akan tumbuh dimasa kecil, begitupun dengan Bintang, namun sebagian orang pasti akan ingat kenangan kenangan dimasa kecil walau samar, tapi tidak dengan perempuan itu, Bintang.

Bintang hidup sederhana bersama ibu dan ayahnya. Hidup kesederhanaan itu justru menjadi bahan buli disekolah.

Walau ada rasa sakit saat dirinya dibuli oleh teman temannya sendiri, ia selalu menempatkan rasa semangat didalan hatinya untuk terus bangkit, membuktikan bahwa keserdehanaan bukan untuk dibuli.

Ia gadis yang selalu senyum saat orang menyapanya, ia pendiam apalagi jika saat dibuli ia hanya menunduk, bukan karena tak berani melawan namun karena tak ingin mendapat masalah disekolah dan berakhir orangtua dipanggil.

***

Langit, terus membaca dengan buku sejarahnya. Membaca layaknya kegiatan dia bermain dengan aksara sambil masuk pada imajinasi kejadian kejadian saat kemerdekaan dulu.

Bosan? Tentu tidak. Mungkin bagi sebagian orang membaca itu membosankan. Namun tidak bagi Langit. Menurutnya membaca adalah kegiatan yang mengasyikan. Berteman dulu dengan aksara maka kebosanan itu akan hilang.

Ia membaca diperpus. Perpus tak banyak orang yang mengunjungi. Sepi, sunyi, hening yang mendeskripsikan keadaan perpus.

"Lang!" seseorang memanggil didepan pintu perpus, yang awalnya sunyi sekarang menjadi ribut karena orang orang protes akan tindakan laki laki yang memanggil Langit tadi. "Lo dipanggil sama Bang Agi"

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang