Malam sudah pamit digantikan dengan fajar yang menyapa. Orang orang sudah mulai beraktivitas meninggalkan tempat peristirahatannya. Burung berkicau membawa senandung nada merdu. Waktu berlalu membawa semangat baru.
Aldi, laki laki itu baru saja pergi menuju sekolahnya, SMP Angkasa. Ia akan tanding basket antar kecamatan yang diselenggarakan di SMP Mega Raya.
Angkot berhenti tepat didepan SMP Angkasa. Sekolah ini adalah sekolah favorit. Aldi bisa masuk kesini karena ia pintar dalam akademis, dan akhirnya mendapat beasiswa. Banyak anak panti lainnya yang terkenal akan kepintarannya dan mendapat beasiswa.
Saat dilapangan, ia melihat teman temannya yang akan ikut lomba sedang berlatih basket.
"Hei, maafin gue telat. Banyak kerjaan dipanti"
Teman temannya yang sedang bermain berhenti lalu mengangguk. Mereka memang tahu bahwa Aldi hidup dipanti asuhan, namun mereka tak mempermasalahkan itu.
"Gapapa santai aja kali Al" ucap temannya yang sedang memegang bola, Izar.
"Pak Hamal belum dateng?" tanya Aldi lagi.
Pak Hamal adalah guru olahraga mereka.
"Belum masih dijalan, latihan dulu aja lagian berangkatnya nanti jam setengah 8"
***
Pelajaran pertama dikelas XI- ips3 diisi dengan pa Yasa, guru bahasa indonesia.
Hanya ada satu suara dikelas yaitu pak Yasa, anak anak hanya mendengarkan tak ada yang bersuara tidak seperti biasanya yang ribut bahkan ada guru sekalipun. Mungkin karena tak ada Orion, orang yang selalu menjadi biang ribut di kelas. Orion dan Arctur, mereka tak masuk kelas padahal tas berdiam rapi di kursi.
Pintu terbuka menampakkan Orion dan Arctur, orang orang menatap kearah mereka begitu pun dengan pa Yasa. Pa Yasa menghela nafas.
"Darimana?" Tanya pa Yasa.
"Main basket" jawab mereka polos.
Pa Yasa tidak menceramahi panjang lebar ia langsung menyuruh agar mereka hormat pada bendera selama dua puluh menit.
"Oke pa hukuman akan dilaksanakan tapi kami izin"
"Izin?"
"Buat beli minuman sama makanan dulu jadi happy hormatnya" jawab Orion lalu menarik Arctur pergi.
"Kamu kekantin bapa tambahin hukumannya"
***
Tangan Orion terus saja mengibaskan tangan di depan wajahnya berharap keringatnya hilang."Tangan Lo turunin, ganggu banget" ucap seseorang disampingnya, Arctur.
"Gerah gue, Lo gak gerah emang?"
"Gerah lah, Lo kira dihukum dua kali gara gara Lo makan pas hormat gak gerah emang?" Ucap Arctur sewot.
Saat Orion tadi menarik tangan Arctur, ia menarik kearah kantin lalu membeli makanan dan minuman, menghiraukan ucapan pa Yasa. Arctur menyuruh agar Orion tidak kekantin, tapi bukan Orion namanya jika menurut. Dan berakhir mereka harus membersihkan WC saat sudah hormat selama dua puluh menit.
"Pinjem kipas sana sama Sindi, gak usah pake tangan" Arctur bersuara kembali sambil menyebutkan salah satu temannya di kelas.
"Sin!" Sapa Orion saat Sindi ada di koridor yang sama.
"Apa?" Respon Sindi.
Orion mendekat, lalu mengambil kipas berwarna pink dari tangan Sindi "gue pinjem, makasih ya!" Orion langsung pergi meninggalkan Sindi dan Arctur dengan larinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius
Fiksi RemajaAlasan Sirius mulai menerima takdir karena ada adik kesayangan berada disampingnya, Canis. Karena keluarga sudah tak ada, mereka terpaksa hidup dipanti asuhan. Suatu hari, Canis diadopsi oleh keluarga kaya. Namun kabar tak terduga, Canis dan kelu...