Siapa yg sering buka-buka instagram filter, buang waktu disana dan menutupnya tanpa memposting apa-apa?
Kadang saya merasa kurang layak untuk dunia yang buruk rupa ini. Rasanya tidak pernah cukup. Diwaktu kecil saya minder dengan apa yang saya lihat dikaca jendela. Saya enggan menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman karena banyak nama dan istilah yang mereka sebut yang tak saya kenal atau mengerti
Tumbuh besar saya sempat benci melihat melihat tubuh sendiri. Saya tumbuh dikeluarga yang hanya mengutamakan akedemik. Dipaksa berhenti dari ekstrakurikuler olahraga disekolah. sempat resah karena sering dibanding-bandingkan. Hal tersebut mentrigger saya untuk tumbuh melawan arus.
Saya kesal dan malu Jika mengingat-ngingat pernah berbicara tidak enak atau melakukan sesuatu pada orang-orang tertentu
Semakin tumbuh, semakin berdamai dengan lingkungan : mencoba nyaman dengan kamera handphone teman-teman, punya niat berinteraksi, menjadi orang yang diutamakan dalam pergaulan. Pergaulan? Jangan ditanya saya punya 2 aliran dalam hal ini : positif dan negatif, positif biasanya diisi dengan orang-orang yang paham akan tatakrama, yang sudah 'bisa' membedakan mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan. Negatif biasa diisi dengan orang-orang yang ingin terlihat keren, belum menemukan apa yang mereka cari.
Terkadang, orang-orang coba ingin jadi keren tapi lupa menjadi orang
Untuk masalah pribadi
Akhir-akhir ini saya sering mengalami "3am Talk" : jika belum tidur saat jam 3, kepala penuh dan berisik dengan semua suara orang yang muncul seakan menyalahkan saya. Tidur memikirkan apa yang ingin dilakukan besok dan terbangun dengan memikirkan hari kemarin.
Saya juga sangat sering mengalami anxiety attack (kecemasan berlebihan), mungkin kadang kali jauh dari tuhan. Ingin sekali tumbuh besar dilingkungan yang sesuai dengan apa yang saya inginkan dimana tidak ada yg saling menjatuhi, mengkhianati dan meludahi. Tapi sisi baik yang dapat saya ambil dari tumbuh dilingkungan sekarang lebih sebagai bekal atau persiapan untuk tingkat yang lebih keras berikutnya.
Saya sadar, Hidup itu bukan Give and Take, tapi Give and Give. Kalian gak bisa expect dan berharap orang ngebalikin apa yang telah kalian kasih
Semua punya cara masing-masing untuk bahagia, kita tidak bisa mengukur sepatu orang lain ke kaki kita sendiri. Begitulah gambaran kebahagiaan dari saya. Kebahagiaan masing-masing jadi mahal jika disharing ke orang-orang.
Tidak ada goals atau pencapaian yang ingin diraih tahun ini selain bisa tidur tanpa beban apa-apa.
