Mantan | #2

150 42 34
                                    

"Lo ini kenapa Dav, tiba-tiba minta gue jemput pagi-pagi." Pertanyaan itu tak lain datang dari Nara.

Hari ini aku memang meminta Nara menjemputku lebih pagi dari biasanya. Motivasiku berangkat pagi hari ini adalah untuk menghindari cowok itu.

Dia dulu adalah patner terbaikku saat membolos, kami berdua sering kali berangkat telat bahkan membolos bersama. Terlebih aku juga sering sekali bangun kesiangan, kebiasaan burukku yang memang sudah ada sejak dulu.

"Untung ya tiap hari gue bangun pagi, lha lo jam segini juga paling masih molor. Bayangin aja berapa jam yang hampir tiap hari gue lalui buat nungguin karet kaya lo."

"Sahabat lo ini emang baik ya, Dav." tambahnya lagi meminta pujian.

Aku terkekeh pelan, "Maafkan hamba ya, tuan putri." ucapku sambil mendekatkan kedua tanganku ke depan dan berpose memohon. Tak lupa puppy eyes terbaik sudah terpampang di wajahku. Nara juga terkekeh karena kejailanku.

"Gue sebenernya ... cuma pengen, tobat hehe ..." lanjutku lagi, yang sama sekali tidak terdengar masuk akal.

"Kesambet apa sih lo, Dav?"

Nara menanggapinya dengan tertawa, "Alah, lo kalau tobat itu ngga pernah komitmen, hari ini rajin besok? Ngelus dada bisa-bisa gue."

"Udah ah bawel, mending buruan berangkat."

Nara menghela napas, kami pun langsung bergegas ke sekolah.

Tidak sampai 15 menit, motor Nara sudah terparkir rapi di parkiran, kami melanjutkan berjalan menuju kelas.

Aku memasang headphone kesayanganku, memainkan playlist musik favoritku. Kebiasaanku sedari dulu karena memang tidak terlalu menyukai keheningan atau kebisingan.

Aku suka berada di duniaku, tenggelam dalam lamunan dan khayalanku.

Melihat sekitar, ternyata Nara sudah hilang, baru juga sebentar dia sudah meninggalkanku, sial. Aku melihat ke setiap penjuru mencarinya. Aku melihatnya dan langsung mengejarnya.

Ternyata Nara sedang mengikuti seseorang, mataku mengikuti pandangan matanya, dia mengikuti cowok yang membuatku harus berangkat pagi hari ini. Double sial.

Dari jarak dekat seperti ini, mataku langsung menangkap objek yang memuakkan pagi ini. Jelas, aku tidak mau dia menoleh dan melihatku, sudah cukup kesialanku pagi ini.

"Nara." panggilku sambil menepuk punggungnya.

"OMG." kagetnya.

"Aihhh, lo ganggu fantasi gue tau. Lagian lo lelet banget sih Dav, makanya gue tinggal." Setelah kata 'Dav' terucap, cowok itu berhenti, aku pikir dia mendengarnya.

Benar saja, tiba-tiba dia menoleh ke belakang.

Mati

"Aaaah... dia noleh, dari deket gini keliatan ganteng bangeeet. Bener kata Mona, bikin ambyar dunia Per-cewe-an." ucap Nara histeris, dia tidak sadar kalau suaranya itu lumayan keras, tidak tau malu. Dasar!!!

Dia masih menoleh dan menatap kami, mungkin lebih tepatnya menatapku. Dia tersenyum. Manis banget, astaga ...

Jangan puji mantan, Dav! Kuatkan iman, kalau sampai lo GR, emangnya dia mau tanggung jawab! by Author

"Hai. Sekali lagi kita bertemu ya, Dav." sapanya disertai senyuman, lalu dia berlalu meninggalkan kami begitu saja.

Bukan hanya aku yang terkejut, Nara dan beberapa cewek yang entah sengaja atau tidak sengaja mendengarnya auto memandangiku. Bahkan Nara memelototiku tajam, menuntut meminta penjelasan.

Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang