"Kenapa murung? " tanya Wonyoung yang baru turun dari atas, melihat Guanlin yang baru memasuki rumah dengan wajah tidak mengenakkan.
"Hey! Guanlin, " panggil Wonyoung.
Guanlin hanya diam, menaruh makanan yang baru ia beli lalu segera meraih kunci disudut dekat lemari kaca.
"Mau kemana? " tanya Wonyoung yang berusaha agar tidak dalam posisi kecanggungan seperti ini.
Guanlin menoleh menatap Wonyoung sekejap lalu melihat kebawah.
"Malam ini gue mau ke rumah temen ya, jaga diri baik-baik. "
Mata Wonyoung kedip-kedip, masih terkejut dengan apa yang Guanlin lakukan. Lelaki itu keluar lagi dan membawa kunci mobil sekaligus kunci apartemen ini.
"Dia kenapa sih? "
Langkah Guanlin berhenti ketika tubuhnya hampir menabrak mobilnya yang terparkir, pikiranya terpenuhi oleh kejadian masa lalu yang disesali hingga kini.
"Gimana? Udah siap, " suara rendah seorang gadis itu membuat Guanlin tersadar. Ia lupa jika gadis itu sedang mengancamnya.
"Ah, iya. " jawab Guanlin lemah.
"Yasudah tunggu apalagi, masuk. Aku akan duduk disamping mu. "
Guanlin masuk dan menyalakan mesin mobilnya, sudah lama ia tidak mengemudi sendiri.
"Apa yang akan kamu lakukan dengan itu? " tanya Guanlin cemas, namun gadis disampingnya itu malah tersenyum sinis dan menatap Guanlin sepihak.
"Untuk apalagi kalau bukan untuk mendapatkan mu lagi, "
"Ya, kau tahu kan aku sudah menikah. " timpal Guanlin. Ia tidak terima jika akan diusik seperti ini hanya dengan bukti dari masa lalu.
"Memangnya kenapa? Lagipula kalau gadis yang kau nikahi itu tahu bukti ini, apa dia masih mau denganmu? "
"Sora-ya, sebenarnya apa salahku padamu? Aku bahkan tidak pernah membuka aibmu sama sekali, aku selalu melindungi mu. " ucap Guanlin yang tidak terima perlakuan Sora yang sudah kelewat batas.
Sora mendecih lalu menaruh ponselnya didalam tas kecil.
"Itu adalah masalahnya, kalau kau tidak terlalu perhatian dan melindungiku. Aku tidak akan pernah terjebak dengan perasaan cinta padamu. Itu salahmu Guanlin! "
"Sora! Jangan lupa batasan mu, "
"Batasan apa? Bahkan sekarang aku tidak yakin bahwa kita ada batasan, kecuali gadis itu. Lagipula siapa yang akan terima jika lelaki yang dinikahinya pernah berbuat itu dimasa lalunya? "
Guanlin memalingkan wajah, dia muak. Seharusnya ia tidak berurusan lagi dengan gadis gila disampingnya.
Tanganya menarik kunci mobil dan keluar dengan seenaknya.
"Ya! Guanlin mau kemana kamu, " teriak Sora. Seharusnya Guanlin membawanya pulang atau bahkan bersenang-senang sejenak.
"Ke tempat dimana seharusnya aku berada. "
"Aishh, "
Suara ketukkan pintu terdengar, pendengaran Wonyoung masih berfungsi. Tapi siapa yang datang malam-malam begini. Guanlin bilang untuk jaga diri.
"Itu siapa ya? " ucap Wonyoung dalam hati. Ia memeluk toplek cookies dan berjalan menuju pintu, ia melihat dulu siapa yang ada didepan sana.
"Guanlin, dia balik lagi? Ada yang ketinggalan kali ya. " kata Wonyoung dengan kekehan diakhir kalimat.
Ia membuka pintunya, padahal sebelumnya Guanlin juga membaaa kunci. Tapi kenapa lelaki jangkung itu malah mengetuk pintu, aneh.
"Ada yang ketinggalan ka–
Wonyoung berhenti. Ada apa ini? Kenapa bahunya berat. Baru saja Wonyoung membukakan pintu Guanlin menjatuhkan kepalanya diatas bahu Wonyoung.
Posisi yang sangat canggung hingga Wonyoung merasakan lemas dibagian lututnya.
Guanlin menarik pinggang Wonyoung, memeluknya dengan satu tangan. Kurang ajar. Tidak seharusnya Guanlin melakukan itu, Wonyoung meneguk ludahnya. Tidak percaya.
"Yak Wonyoung! Kenapa kau diam saja? " teriaknya dalam hati. Tapi tanganya lemas hingga menjatuhnya toples cookies yang ia bawa ditangannya.
"Wonyoung-ya, "
"Ahh, ye. Apa? " Wonyoung tiba-tiba kikuk. Ia bahkan tidak sanggup berkata banyak.
"Jangan pernah percaya pada oranglain, jangan padaku juga. "
"Apa? "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dulu Baru Pacaran 「 Guanlin X Wonyoung 」
Truyện Ngắn[ Bukan masalah layak atau tidak ini masalah amanat dan kewajiban ] "Kenapa lo mau aja jadi mempelai gue dipernikahan? "-Wonyoung. "Kenapa? Baper, "-Guanlin. ☑non baku ☑up kadang ☑typo maafkan Start; End;