Kenangan Dalam Hujan

283 23 1
                                    

Sesaat kau pergi mengingatkanku pada hari itu, hari dimana awal kita bertemu.


Langitpun mulai menjatuhkan airmatanya di awal bulan oktober. Untuk menghapus setiap luka umat manusia yang ada dibumi, menjernihkan pikiran, bahkan mengulang memori. Setiap tetes air yang jatuh, terdengar alunan melody yang sanggup 'menghipnotis' kita untuk memutar kembali memori. Kenangan yang ada, namun nyaris terlupakan. Itulah alasan mengapa hujan terjadi, agar kita tidak melupakan memori kita tetapi menerima memori itu.


Alampun sama seperti manusia, marah jika diganggu dan dikhianati. Tetapi tidak seperti hujan, yang mampu mengingatkan kita untuk bersyukur.

Akupun begitu. Bersyukur atas hujan. Karena hujan merupakan awal cerita kita berasal.

Ketika hujan turun memoripun mulai meresonansi. Mengingatkan kembali dan bahkan memberikan ketenangan batin. Semua orangpun pasti mengalaminya, tak hanya aku.

Terkadang ada baiknya mengingat kembali masa lalu, untuk melihat sejauh mana kita melangkah. Untuk merevisi apa yang telah kita lakukan.

Bercerita tentang memori, mengingatkanku pada mesin waktu. Dan membuatku bertanya-tanya "apakah nyata mesin waktu itu?"

Jika nyata, aku ingin kembali ke masa lalu. Merevisi kesalahan yang kulakukan atau bahkan yang kau lakukan yang menjadi alasan membuatmu pergi.

Tentu saja itu hanyalah sebuah harapan. Sejujurnya, aku juga takut jika memakai mesin waktu dan terjebak dimasa lalu.


Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah berharap dan terus melanjutkan hidupku, meskipun tanpa dirimu. Yahh intinya kembali pada kenyataan. Aku mempunyai prinsip bahwa 'aku bisa bertahan tanpa seseorang yang aku sayangi.'

Dan prinsip itu yang membuatku menjadi seperti ini. Bertahan bagaimanapun itu terjadi.


Orang-orang selalu berkata bahwa bertahan itu lebih susah daripada kita melakukan pergerakan. Dan kini aku mengerti, betapa susahnya aku tanpa dirimu. Dan aku hanya bisa berharap kepada hujan yang mengingatkanku terhadapmu, yang sanggup membuatku bertahan meski tanpa dirimu.

Memang konyol sih, tapi memang itu yang terjadi. Terkadang menyakitkan, tapi akan biasa saja jika menerimanya. Menerima masa lalu dan menyerahkannya pada memori.

Setiap memori yang teruntai, sudah menjadi bagian dari hidupku. Yahh, karena hidup tanpa memori merupakan rasa sakit batin yang berujung pada sisi negative. Merasakan rasa sakit tanpa tau penyebabnya.



Mungkin, mengingatmu dalam kenangan merupakan kebahagiaanku dalam hujan.

CERPEN : Kenangan Dalam HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang