"Akhirnya!!"Seru seorang gadis dengan semangat. Belvyah Andrian atau yang kerap dipanggil Belvyah. Ia begitu senang akhirnya bisa sekolah lagi setelah sekian lama libur yang membuatnya begitu bosan.
"Apaansih lebay tau gak"balas Barrah Andrian atau yang kerap dipanggil Ara kakak dari Belvyah, tapi hanya beda 7 menit. Yup mereka kembar, namun tak identik tetapi sama sama memiliki wajah yang begitu menawan.
"Emangnya lo gak suka sekolah apa, emang lo betah cuma di rumah terus"sahut Belvyah.
"Gak!"balas Ara singkat. Memang Ara lebih menyukai di rumah saja, karena menurutnya Rebahan adalah nomor satu.(ada yang kek gini gak?ayo ngaku!!).
"Serah lo deh. Eh kita terus kemana yah?"tanya Belvyah pasalnya mereka adalah murid baru. Mereka baru saja menyandang status siswa SMA.
"Kita kelapangan lah!, emang lo gak lihat tadi malam di grup ada pengumumannya?"balas Ara sedikit kesal dengan adiknya, pasalnya ingatan adiknya ini sangat kuat masalah pelajaran tapi di luar itu gak usah ditanya bahkan ia sering lupa apa ia sudah makan atau belum.
"Hehehe iyayah, sorry lupa"jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Udah yuk buruan nanti telat"ajak Ara
"Let's go!!"liat lah bahkan Ara yang mengajak tapi ia yang duluan pergi, itulah Belvyah gadis yang gila belajar, ia sudah tidak sabar mengetahui guru guru yang akan mengajarnya, sepanjang malam hanya itulah yang ia bahas, jadilah Ara harus sabar mendengarkan adiknya itu mengoceh.
"Wah banyak juga yah siswa barunya"ucap Balvyah sesampainya di lapangan.
"Lumayan, malah gue kira tadi lebih banyak kan sekolah ini terkenal". SMA Unggulan. Bahkan namanya pun ungulan. SMA ini milik salah seorang pengusaha sukses Davie.
"Kalian cepat gabung, kalian anak barukan?"ucap Dhavin Abercio yang kerap dipanggil Dhavin. Ia adalah wakil ketua osis di SMA Unggulan. Belvyah dan Ara hanya mengangguk sambil bergabung dengan siswa baru lainnya.
"Oke baiklah karena sudah waktunya acara penerimaan siswa baru langsung saja kami akan memberi sedikit pekerjaan untuk kalian. Nantinya kalian akan di beri selembar kertas yang berisikan nama anggota osis beserta fotonya, kalian harus mengumpulkan tanda tangan dari semua anggota osis itu, termasuk ketua osis. Anggaplah ini sebagai perkenalan dengan anggota osis untuk tahun ajaran ini"ucap Dhavin. Semua siswapun telah memegang kertas masing masing begitupun dengan Belvyah dan Ara. Siswapun mulai berpencar mencari anggota osis yang akan dimintai tanda tangan, Belvyah inisiatif untuk mengajak Ara untuk mencari bersama, tapi ia tidak sadar ternyata Ara sudah tidak ada di tempatnya, ia sedari tadi terus melangkah mengira Ara mengikutinya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengumpulkan tanda tangan sendiri.
"Duh Belvyah manasih bisa bisanya dia ninggalin gue"oceh Ara, tadi ia mengikat tali sepatunya, ia mengira Belvyah pasti menunggunya, tapi nyatanya Belvyah tak menyadari itu dan terus melangkah.
"Eh!!"tiba tiba ada seorang siswa yang merebut kertasnya.
"Ish balikin dong!"ucap Ara.
"Oh, gue kira lo mau ngumpulin tanda tangan, yaudah gue gak usah tanda tangan"ucap siswa tadi. Labib Jenaro Febryan ( Labib ) sang sekretaris osis.
"Eh?"Ara bingung dengan apa yang diucapkan cowok di depannya ini.
"Eh, lo anggota osis?"ucap Ara saat mengerti apa yang di ucapkan cowok tadi.
"Iya"balas Labib.
"Yaudah tanda tangan cepet"ucap Ara. Labib hanya melongo melihatnya.
"Gak ah, kan tadi gak mau"balasnya dengan tampang pura pura kesal sedikit menggoda Ara.
"Kan tadi gak tau kalau lo anggota osis"balas Ara.
"Nama lo siapa?"ucap Labib.
"Emang harus yah?"balas Ara.
"Iyalah. Udah cepet nama lo siapa?"ucap Labib penasaran.
"Barrah Andrian, panggil aja Ara, nama lo siapa?"tanya Ara
"Labib Jenaro Febryan, panggil aja Labib"jawab Labib.
"Ha Tabib lo Tabib?"ucap Ara sambil tertawa lepas. Biasanya Labib akan marah bila ada yang mengatakan hal tersebut, memang iya sering di panggil Tabib karena hanya beda satu huruf, tapi kali ini ia tidak marah bahkan ia sangat suka melihat Ara tertawa begitu lepas, menurutnya Ara sangat manis? Tiba tiba ia tersadar dan langsung memasang wajah kesal.
"Apaan sih. Labib bukan Tabib"ucapnya pura pura kesal, padahal ia menahan senyumnya.
"Hahaha, nama lo kok lucu banget sih! Aduh perut gue sakit"ucapnya sambil terus tertawa.
"Gue pinjem hp lo dong, soalnya gue lupa hp gue taro dimana"ucap Labib.
"Ntar ntar, aduh perut gue sakit banget gegara ketawa mulu"ucapnya masih tertawa. Ia pun menyodorkan hpnya pada Labib, dan Labibpun mulai mengetik nomornya.
"Kayaknya hp gue gak aktif deh"ucapnya sedih, iapun mengembalikan hp Ara.
"Udahkan, aku mau ngumpulin tanda tangan dulu, sampai jumpa!"ucap Ara meninggalkan Labib. Lalu Labibpun merongoh sakunya untuk mengambil hpnya. Yah, sebenarnya hpnya tidak hilang dan untungnya hpnya dalam mode hening, taulah taktik mengambil nomor tanpa minta.
"Manis"ucapnya sambil tersenyum mengingat saat Ara tertawa tadi. Sedangkan di lain tempat.
"Tinggal satu nih, ketua osis? Ardiaz Davie? Tuh orang kira kira dimana yah?"ucap Belvyah sambil terus melangkah tanpa melihat ternyata ada seseorang di depannya dan jadilah..Bugh!.
"Awh"Ringisnya saat sudah duduk sempurna di lantai.
"Kalau jalan pake mata dong"omelnya sambil mendongak.
"Jalan pakai kakilah, aneh lo jalan pakai mata"balasnya. Belvyah hanya terus menatap orang tadi dengan wajah yang..what? Merona.
"Udah gue tahu gue ganteng gak usah di liatin terus"ucap orang tadi. Tanpa sadar Belvyah mengangguk sambil menjawab.
"Iya ganteng, eh maksud gue pede amat lo bilang ganteng, gantengan juga bokap gue"balas Belvyah salah tingkah. Sedangkan orang tadi hanya mengangkat bahu tak acuh. Akhirnya Belvyah pun berdiri dan memandang name tag orang tadi.
"Aah beruntung banget gue, nih tanda tangan cepet, tinggal lo yang belum"orang tadi tepatnya Diaz si ketua osis langsung mengambil kertas tadi lalu menandatanganinya, setelah itu ia mengembalikan kertas itu sambil melangkah meninggalkan Belvyah.
"Astaga tuh orang gak bisa bisanya basa basi dulu kek, tuh muka juga gak ada ekspresi kek kulkas dah, persis malah tapi ganteng gimana dong,,huaa!!"ucap Belvyah dengan muka yang masih merona.
"Belvyah, lo dari mana aja sih, tega yah lo ninggalin kakak lo sendiri"ucap Ara saat melihat Belvyah. Belvyah tidak menjawab ia hanya senyum senyum sendiri dengan muka meronanya.
"Eh Belvyah, lo sakit yah?muka lo kok merah banget"ucap Ara.
"Gak kok"balasnya sambil menatap Ara.
"Kak"ucap Belvyah.
"Paan?"balas Ara.
"Belvyah jatuh cinta!!"ucapnya dengan suara lantang, siswa yang berada disanapun kaget.
"Apaan sih, ih malu malu in aja, gue gak kenal lo yah!"ucap Ara sudah sangat malu.
"Ih teganya dirimu wahai kakakku, ini adikmu yang super cantik dan adikmu ini sedang jatuh cinta"balas Belvyah membuat Ara semakin malu dan memutuskan utuk meninggalkan Belvyah.
"Ih kak tungguin dong!"ucap Belvyah mengejar Ara.
"Sana lo gue gak kenal"balas Ara sambil terus melangkah, bahkan kini mempercepat langkahnya sangking malunya. Siswa lainnya pun hanya memandang Belvyah dan Ara, menurut meraka Belvyah dan Ara itu benar benar aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
Teen FictionKisah cinta si kembar tak identik. Apakah akan berakhir sama Happy ending? Sad ending? Atau akankah berakhir berbeda? Kuyy baca!! Maaf kalau gak jelas soalnya cerita pertama : )