Semakin hari hubungan Belvyah dan Diaz semakin baik, sebaliknya hubungan Ara dan Labib tidak baik, walaupun gak ada hubungan pacaran sih, tapi Ara benar-benar galau gara-gara merasa dicuekin sama Labib, dan hari ini Ara sudah bertekad buat bicara sama Labib.
"Labib gue mau ngomong sama lo"ucap Ara yang kini sedang berada di depan kelas Labib, karena berhubung sudah waktunya jam istirahat.
"Gue sibuk"balas Labib tanpa melihat kearah Ara.
"Cuma sebentar kok"cicit Ara sambil menundukkan kepalanya.
"Yaudah, ngomong aja"akhirnya Labib mengizinkan.
"Tapi gak disini, gimana kalau di tanam aja?"tanya Ara.
"Yaudah cepet"ucap Labib sambil berjalan mendahului Ara. 10 menit mereka di tanam, tapi Ara masih enggan buat berbicara, ia sedikit menyesal, entah kenapa keberaniannya langsung hilang saat melihat muka datar Labib aneh sekali menurutnya, orang yang selalu tersenyum dan bertingkah konyol tiba-tiba bermuka datar dan bersifat dingin.
"Lo udah buang waktu gue 10 menit, cepetan mau ngomong apa"ucap Labib dengan nada dingin tapi Ara masih belum berani berbicara.
"Ck, buang waktu aja"ucap Labib sambil berdiri, Ara yang melihat itupun merasa gelisah.
"LO ADA HUBUNGAN APA SAMA BELLA!!"akhirnya itulah yang keluar dari mulut Ara dan dia gak sadar kalau dia mengucapkannya dengan berteriak, untungnya keadaan di taman itu sedang sepi. Masalahnya dia merutuki mulutnya yang langsung bicara pada inti pertanyaan yang ingin dia ucap, padahal ia berniat untuk basa-basi dulu, kalau seperti ini kan kelihat sekali kalau ia cemburu.
"Lo ada hubungan apa sama Dhavin"boro-boro menjawab, Labib malah balik bertanya.
"Jawab dulu"ucap Ara, dia sedikit kesal, ia sedang bertanya malah ditanya balik.
"Gue gak akan jawab kalau lo gak jawab"balas Labib.
"Ck, yaudah, gue sama Dhavin itu..."ucapan Ara terhenti karena tiba-tiba ada yang meneriaki namanya, dan ternyata yang meneriakinya itu Dhavin.
"Ara kok lo disini, dari tadi gue nyariin lo"ucap Dhavin setibanya di sana.
"Oh, gue udah ngerti"ucap Labib tiba-tiba. Ara mengerti pasti Labib salah paham lagi.
"Ehh, bib, gue sama Dhavin.."ucap Ara lagi-lagi terpotong bukan Dhavin, tapi Labib, dan itu sangat membuat dunia Ara seakan hancur.
"dan gue yang jawab sekarang, gue sama Bella pacaran"ucap Labib dengan tangan yang mengepal keras, lalu meninggalkan Dhavin dan Ara. Dhavin yang tadi menyimak sekarang mengerti.
"Lo suka sama Labib?"tanya Dhavin langsung. Tapi Ara tidak menjawab malah sekarang ia sedang menangis, dan itupun membuat Dhavin mengerti, iapun sedikit merasa bersalah, karena Ara seperti ini gara-gara dia.
~
"Pura-pura jadi pacar gue"ucap Labib sesampainya di perpustakaan, Bella yang mendengarnya pun sontak membulatkan matanya katena terkejut. Tadi Labib memberi pesan kepada Bella untuk bertemu di perpustakaan.
"Apa-apaan sih lo, gak, gak, gue gak mau"balas Bella.
"Lo harus mau, cuma pura-pura juga, tapi respon lo kayak orang yang beneran di ajak pacaran, atau lo berharap yah gue beneran ngajak lo pacaran"goda Labib kembali pada sifat aslinya.
"Ish apaansih, gr banget"balas Bella ketus.
"Pasti gara-gara Ara lagikan?"lanjut Bella. Labib yang awalnya sedikit merasa senang karena berhasil menggoda Bella kembali kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
Teen FictionKisah cinta si kembar tak identik. Apakah akan berakhir sama Happy ending? Sad ending? Atau akankah berakhir berbeda? Kuyy baca!! Maaf kalau gak jelas soalnya cerita pertama : )