Aku Buta

5.9K 375 43
                                    

Vote, comment & support

Typo's normal


17apr20


"Tuan Jimin, kau ingin kubekalkan apa hari ini?"

"Bibi Kim, apa dunia itu indah?"

"wae? apa kau ingin menyaksikan penderitaan orang-orang disekelilingmu?"

"mwo? anni, apakah dunia seburuk itu?"

"tuan-ku, jika aku bisa memberikan mata ini untukmu maka akan ku lakukan, tapi lebih baik jika kau tak melihat apapun jika semua hanya akan terasa menjijikan"

Park Jimin, anak muda berumur 17 tahun, ia kehilangan indra penglihatan sejak berumur 5 tahun, bukan tanpa sebab! ia menjadi buta karena siraman air kimia yg di guyurkan ke arahnya oleh seorang teman bermain.

Seperti anak muda pada umumnya, ia tetap bersekolah bahkan di sekolahan umum, tak ingin ada perbedaan dan perlakuan khusus oleh seseorang, ia hanyalah Park Jimin.

Jimin berasal dari keluarga Dermawan kaya raya, hartanya tak terhitung namun kesunyian dihatinya terasa sangat gelap segelap penglihatan. Ia hanya berdoa jika kelak suatu saat nanti ia dapat menyaksikan beragama warna melalui indra penglihatannya sendiri.

"apa Ayah akan pulang larut lagi?"

"iya Tuan, mungkin ia tak akan kembali dalam waktu 4 hari"

"itu sangat lama" jimin menunduk sedih

"jangan menangis tuan, kau tak akan merasa sepi, tuan Taehyung akan menghiburmu" Bibi Kim menenangkan anak muda tersebut

"aku membenci hyung... sangat membencinya"

Entah apa yg di ucapkan Jimin tapi ia selalu kesal setiap kali orang-orang menyebutkan nama Kakak Tirinya itu.

"bekalmu sudah siap, Paman Lee, tolong antar tua Jimin ke sekolah dengan selamat" Paman Lee adalah supir pribadi Jimin dan orang yg selalu setia serta sabar merawatnya selama 6 tahun terakhir.

"terima kasih bibi Kim, aku pergi dulu"

Jimin dituntun oleh orang tua itu dengan pelan, tongkat panjang sebagai penjuk setiap langkah kaki Jimin terdengar mencari arah agar ia tak jatuh.

Tuan muda itu menaiki mobil yg sudah di persiapkan, ia akan berangkat ke sekolah yg tak jauh dari kediamannya. Meskipun ia buta tapi Jimin termasuk siswa yg cerdas, ia selalu berada di peringkat 5 besar, bersaing secara sehat dengan teman sebayanya.

"anu.. Paman, hari ini kau tak perlu menuntunku ke kelas, aku akan jalan sendiri" Gerbang sekolah yg ia nantikan sudah tampak, tak ada yg special hanya sama seperti hari-hari sebelumnya.

"ji-jika tuan mendapatkan suatu masalah, tolong segera hubunhgi aku. Aku akan mati jika tua terluka"

"ndee.. Arraseo, aku akan belajar dengan giat"

Tongkat panjang itu kembali bergerak sesuai dengan keinginan pemiliknya untuk mencari arah tujuan, ia sudah sangat hafal tata letak sekolah ini, jadi tak sulit bagi Jimin untuk segera sampai di kelasnya.

"ya Park Jimin..." suara itu menghentikan langkahnya

"nu-nugu seo?"

"jinjja, kau masih tak mengenali suaraku??"

"kau siapa?"

"ya tuhan tolonglah..! ingat aku baik-baik"

"hm.... Ju-Jun ki?"

[END] Sekian Lama (Jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang