Aku Pembunuh

2K 274 21
                                    

Vote, Comment & Support

Sorry For Typo


28apr20

Jungkook masih belum sadarkan diri setelah di larikan ke rumah sakit dalam keadaan sekarat, tubuh anak muda itu terbaring di tempat tidur dalam keadaan menyedihkan. Hampir dua hari lamanya mata indah Jungkook tak menunjukan Tanda jika ia akan terbangun dari tidur yg melelahkan itu.

Tuan Park dan Tuan Jeon selaku orangtua dari kedua pemuda yg terlibat masalah itu tampak mencari solusi untuk mendamaikan anak-anak mereka mengingat mereka juga adalah orang-oramg penting dan petinggi negara.

Taehyung duduk santai saat kedua orangtua itu mencari jalan keluar karena memang Taehyung dan teman-temannya menghajar Jungkook tanpa ampun, sementara Jimin adalah saksi pertarungan berdarah tersebut namun ia tak dapat di mintakan informasi lebih jauh mengingat Jimin tak bisa melihat.

Jimin sangat ingin menyampaikan pendapatnya tapi setiap ia dijejalkan beberapa pertanyaan ia pun tak tahu harus menjawab apa, berapa Jumlah orang yg memukuli Jungkook? jam berapa tepatnya hal tersebut terjadi dan apapun yg membuat jawaban Jimin membungkam.

"ya kau tak bilang apapun kepada Ayahmu?" Taehyung bertanya kepada sang adik

"yaa.. Kau tak menjawabku?" Taehyung semakin mendekat

"kau akan menerima akibatnya jika kau mengatakan hal-hal yg akan merugikan ku" Taehyung menyentuh jemari mungil Jimin dan namja itu tersentak kaget

"lepaskan!!!! aku membencimuuu!" jimin berteriak keras bahkan menimbulkan suasana riuh.

"ssttt kenapa kau berteriak bodohh"

"jangan mendekat bajingan, kau menjijikan" Jimin pergi begitu saja, ia melupakan tongkatnya dan memilih untuk meraba dinding dari pada harus balik ketempat Taehyung berada.

Koridor Rumah sakit yg begitu asing bagi Jimin, ia tak tahu arah akan kemana tapi hatinya ingin bertemu Jungkook walau sebaiknya ia memang tak muncul di hadapan sang kekasih, Jimin benar-benar malu.

"suster.. Adakah suster disini?" anak muda nan buta itu mencoba bertanya kepada setiap orang yg mungkin lewat di dekatnya

"iya tuan, anda mau kemana?"

"suster aku harus kekamar rawat nomor V17, bisa kah kau mengantarku?"

"saya akan membantu anda" suster tersebut merangkul Jimin menuju ruangan yg ia sebutkan tadi.

Setelah berada didepan pintu kamar rawat tersebut Jimin hanya mematung, apakah ia harus masuk? sekali saja.

Jimin memberanikan diri memasuki ruangan, ia menyentuk beberapa alat-alat yg bisa menuntunnya menuju ranjang.

"Ju-Jungkookahh" Jimin menyentuh tangan tebal Jungkook.

"ahh Mianhaee... Mianhaee Jungkookahhh.... Hiks Mianhaee... Jungkookaahh" Jimin mulai menangis sesegukan.

"bangunlahh... Bertahanlah Jungkookahh... Jika kau bangun hiks aku tak akan menyusahkanmu lagi hiks.. Mianhaee.." Jimin menangis semakin kuat

[END] Sekian Lama (Jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang