Aku Menyesal

1.9K 265 22
                                    

Vote, Comment & Support

Typo's Normal


09mei20

Jimin berdiri kaku bersama sang Ayah yg menyambut setiap tamu yg datang dengan wajah muram dan air mata berlinang, upacara pemakamam Kim Taehyung yg notabenya adalah anak tiri dari tuan Park itu telah meninggal dunia secara tragis.

Pakaian hitam, karangan bunga, bingkau poto Taehyung yg tersenyum manis terpajang di ruang tengah kediaman keluarga Park, semua kolega, teman sekolah, para tamu berdatangan mengucapkan bela sungkawa dan memberikan penghormatan terakhir.

Entah bagaimana Jimin bisa kembali kekeluarganya yg ia ingat hanya ia dan Jungkook berada di jembatan di pinggir jalan raya, yahh dia ingay ketika Jungkook mengatakan telah membunuh Taehyung lalu setelah itu hanya terdengar bunyi sirine ambulance atau mobil polisi? sehingga mereka terpisahkan dengan terpaksa.

Ia masih anak muda yg buta, dengan setia ia berdiri tanpa air mata sedikitpun. Jungkook telah berada di kantor polisi, orangtuanya bahkan meminta maaf secara resmi atas tindakan yg di lakukan sang anak semata wayangnya. Karir politik Tuan Jeon nyaris hancur bahkan berada di titik terendah.

Meski begitu hukum tetaplah hukum jika Jungkook masih di bilang anak di bawah umur tapi tindak kejahatan tetap harus di adilkan.

"kami turut berduka cita tuan Park" salam hormat yg di sambut dengan luka mendalam.

Hingga Jimin merasa ia tak sanggup lagi berdiri, anak muda itu dituntun oleh beberapa orang menuju kamarnya sekedar mengistirahatkan tubuh, masih ada keluarga lainnya yg bisa menyambut kedatangan para tamu.

"Jungkookahh Bogoshipeo...." air mata Jimin mengalir dengan sendirinya hingga isakan itu berubah menjadi tangisan yg kuat bahkan terdengar hingga ruang tengah.

"hikss ahh, appoo. Jungkookahh hiks, kau sedang apa hiks"

"mianhae hiks Jungkookahh hiks ini salahku aahh..." jimin terus berteriak keras.

Suara tangisan yg begitu menyedihkan semakin merundung suasana belasungkawa malam itu. Tuan Park memasuki kamar sang anak untuk menghiburnya.

"jiminahh... Relakan kepergian hyung mu" Tuan Park menepuk punggung sang anak dengan lembut

"hikss ayah... Hiks mianhaee, ini semua salahkuu"

"tak perlu kau sesali nak"

"hiks jika Jungkook tak melindungiku hiks maka semua ini tak akan terjadi hiks"

"relakan Taehyung Jiminahh"

"aahh ottokaee Ayah hiks, Jungkook.. Hiks Jungkook kasihann hiks"

"kenapa kau memikirkan orang yg membunuh hyung mu?"

"hiks Jungkookahh.. kasian sekali Jungkookahh hiks"

"ya Park Jimin. Kau bersedih apa untuknya? kau tak menyayangkan kepergian Hyungmu?" Tuan Park tampak murka

"hiks anni! aku bahagia hyung mati! tak sedikitpun aku merasa sedih! bahkan aku tak menangis untuknnya" Jimin menatap pasrah kearah sang Appa, mata kosong itu seakan berbicara meski dalam kebutaan.

[END] Sekian Lama (Jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang