"Siapa?"
Wirga menatap heran ke arah temen idiotnya yang satu ini. Datang-datang ke rumah Wirga bawa cewek. Maksudnya ngenalin selingkuhan baru atau apa?
Cewek yang Marvin bawa bergidik ngeri. Gak terbayangkan ternyata temen Marvin segalak dan sejudes ini.
"Jangan galak lo astagfirullah. Kalo Arsya takut gimana?" Rupanya Marvin ngerti isi hati Arsya.
Wirga cuma berdehem, gak lebih. Kemudian Arsya dan Marvin dipersilahkan masuk. Tepatnya mereka ke taman belakang, tempat di mana bunga-bunga tertanam dengan cantiknya.
"Wah cantik-cantik banget." Gumam Arsya setelah duduk di salah satu ayunan milik Wirga.
"Iya cantik kayak lo." Balas Marvin kemudian tertawa. Agaknya manusia kayak Marvin hidup dengan ketidakjelasan.
"Oh iya kita belum kenalan." Begitu kata Arsya yang beranjak dari tempatnya dan mendekat ke arah Marvin dan Wirga yang duduk di sebelah sana. Niatnya ngajak kenalan.
"Halo, gue Arsya."
"Iya tau."
Kalau bukan temen, ditabok si Wirga sama Marvin. "Bang gila lo gak ada bagus-bagusnya diajak kenalan sama cewek."
"Gue Wirga." Kata Wirga sebelumnya dan mengulurkan tangan tanda perkenalan.
Sejenak Wirga diam. Karena ada satu hal yang menarik perhatian Wirga sekarang.
Yaitu mata seseorang yang berdiri di depannya sekarang, bukan lagi hamparan kelopak bunga.
Arsya
KAMU SEDANG MEMBACA
pètales | wonwoo ✔
Short Story❝ᵐᵃᵗᵃⁿʸᵃ ᵇⁱᵏⁱⁿ ᵍᵘᵉ ᵇᵉʳᵖⁱᵏⁱʳ ᵏᵃˡᵃᵘ ᵏᵉˡᵒᵖᵃᵏ ᵇᵘⁿᵍᵃ ᵈⁱ ʰᵃˡᵃᵐᵃⁿ ᵇᵉˡᵃᵏᵃⁿᵍ ᵍᵃᵏ ˢᵉⁱⁿᵈᵃʰ ⁱᵗᵘ ˡᵃᵍⁱ❞ '𝓦𝓲𝓻𝓰𝓪 𝓙𝓪𝓰𝓻𝓪𝓽𝓪𝓻𝓪 ║▌║▌║█│▌ [𝟐𝟎𝟎𝟒𝟏𝟔]