¦ 18 ¦ Jimin again

218 26 23
                                    

" My Lovely Jisoo, kali ini aku tak akan melepaskanmu begitu saja"

-Park Jimin-


-𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓 𝐁𝐔𝐓 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎-


"Kau mengenalinya?"

Tanya Jin bingung sambil menoleh ke arah Jisoo, habisnya ia tidak tahu betul siapa orang yang muncul dan mengetuk jendela dapur itu. "Eoh, temanmu Chu?" Tanyanya memastikan, Jisoo mengangguk. Lalu Jin meresponnya dengan mulutnya membentuk 'O' tanda ia mengerti.

"Kalau begitu, kau urusi saja dia dulu. Aku akan ke kamarku sebentar, jangan melakukan hal-hal yang aneh, aku selalu mengawasimu. Ingat itu. Jisoo-yaa." ancam Jin dengan mata tajamnya kemudian pergi. Tak lama Jisoo menyuruh Jimin masuk lewat pintu depan lalu menutup pintunya lagi.

Setelah ia masuk ke rumah Jisoo, Jimin hanya kebanyakan terdiam. Jisoo merasa aneh dengan kelakuannya yang tidak biasa itu beda dengan sewaktu dia di sekolah.

"Jimin-ssi. Ada apa kesini?"

"Aku hanya rindu. Dan terpikir untuk melihatmu."

"Hah... Cukup bermainnya, Jimin-ssi. Aku bosan."

"Aku sedang serius, tidak lagi bercanda."

"Diam." Jisoo kesal.

"Kenapa? padahal aku jujur lh--"

"Diam atau,

-nyawamu hilang sekarang juga." ancam Jisoo.

 "Jisoo..yaa?"Jimin terkejut, benar-benar terkejut. Tatapan Jisoo kali ini berbeda.

Ia yakin bahwa dia bukanlah Jisoo, dia berbeda. Seakan-akan ia menemui seorang pembunuh berantai. Wajahnya tiba-tiba pucat melebihi kulit putih pucatnya Yoongi. Sementara Jimin terjatuh kaku hingga ia tak bisa berdiri dengan ekpresi panik.

Tidak bagi Jisoo, ia tersenyum,.

--bahagia.

Sepertinya Jisoo tidak puas akan kepanikan yang muncul di wajah tampan milik Jimin, ia mencoba mengambil sebuah pisau dan sebuah garpu di kedua tangannya. Dan sepertinya kedua alat dapur itu tidak terlalu tajam alias 'tumpul'

Selangkah demi selangkah Jisoo mendekati Jimin yang terduduk kaku melihat Jisoo membawa benda-benda yang tajam itu.

"Hei....."

"Lebih.. Lagi... Kau tak memuaskanku.."

"--??!"

 Tidak, Jimin. Kau harus yakin, jangan takut, dia hanyalah seorang gadis cantik biasa dan kau sangat menyukainya. Dia hanya berakting saja. Iya. Benar. Ingat itu. Batin Jimin menyakinkan dirinya.

"Ekhem!"

Suara deheman itu berhasil memecahkan ketegangan suasana. Dan suara itu berasal tidak jauh dari ruang dapur, Jin berdiri sambil memegang surat di tangannya. "Yaa! Jisoo-yaa, aktingmu itu tidak cocok dengan orang yang mudah kagetan seperti dia. bisa-bisa dia pingsan ditempat."Jin seraya berjalan mendekati mereka. Jimin kaget. Ahh, sudah kuduga. Batinnya.

𝐒weet But 𝐏sychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang