Puncak Kesabaran

7 1 0
                                    

6 Minggu setelah ibu meninggal,

"Assalamu'alaikum bapak... Tiara pulang,"

Gue membuka pintu rumah tapi sepi banget.

"Pak? Mas Wahyu? Hallo??"

"Kenapa gak ada orang? Gue coba tanya tetangga deh,"

Gue keluar dari rumah dan tanya sama tetangga samping rumah gue.

"Permisi buk, mau tanya, bapak dan mas saya kemana ya Bu?"

"Oh Tiara, tadi mas mu bilang kalau mereka mau ke rumah sakit deket kantor kecamatan, mau periksa bapakmu,"

"Oh ya buk, terimakasih,"

Gue segera pergi ke rumah sakit kecamatan, ya pastinya setelah mengunci rumah.

Sesampainya di rumah sakit gue segera mencari mas Wahyu dan bapak, dan setelah berkeliling akhirnya ketemu.

"Mas...!"

"Adek?"

"Mas, bapak kenapa?"

"Kita tunggu konfirmasi dari dokter ya dek,"

"Ya mas..." Gue ikut duduk bareng mas Wahyu.

Sekitar 15 menit gue nunggu, dokter beserta satu perawat keluar dari ruang pemeriksaan.

"Dengan mas Wahyu ya?"

"Iya dok, bapak gimana ya?"

"Silakan masuk ke ruangan saya,"

"Iya dok,"

Gue dan mas Wahyu masuk ke ruangan dokter tadi.

"Jadi begini mas, bapak sepertinya kecapekan perlu istirahat yang benar-benar cukup, asam lambung nya kambuh dan rabun di matanya makin parah. Bapak tidak perlu menginap di rumah sakit tapi pastikan di rumah bapak benar-benar berisitirahat," ujar pak dokter.

"Baik pak, terimakasih. Untuk administrasi bisa diurus langsung pak?"

"Sebentar ya mas, saya buatkan resep obat sekalian,"

Gue cuma' bisa pasrah.

Bapak kerja apa sih sampe bisa secapek ini, ya Allah beri kesehatan untuk bapak hamba ya Allah, batin gue.

---
Esoknya, sebelum gue berangkat kerja gue harus meluangkan waktu buat ngurus pekerjaan rumah, kayak nyapu, cuci baju, dan banyak lagi.

Sedangkan mas Wahyu menggantikan kerja bapak untuk sementara waktu menjadi pekerja bangunan.

"Bapak mau minum?"

"Iya nak, buat minum obat,"

"Sebentar ya pak, Tiara buatkan teh anget," gue pergi ke dapur untuk membuatkan teh.

"Ini pak teh anget nya,"

"Iya makasih ya nak,"

"Bapak sudah makan?"

"Sudah, tadi dibantu sama mas Wahyu,"

"Ooo, yasudah pak, Tiara mau menjemur baju dulu,"

"Yaa..."

Gue pun pergi menjemur pakaian lalu membereskan rumah dan mencuci piring.

Setelah semua selesai gue segera bersiap untuk pergi ke kafe.

---
"Assalamu'alaikum... Maaf mas Ilyas saya terlambat," yaa gue dateng ke kafe jam setengah 10.

"Hari ini saya maafkan, silakan langsung bersiap,"

HidayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang