Udah, sabar aja!

10 1 0
                                    

2 Minggu setelah pernikahan mas Wahyu dengan Aisyah...

Aisyah tetep tinggal di rumah bapak selama mas Wahyu mencoba mencari rumah yang nyaman dan enak.

Kegiatan kami sedikit berubah, bapak sudah gak boleh kerja, mas Wahyu mulai aktif dakwah lagi dan kadang ditemenin sama Aisyah, sang istri tercinta, dan gue masih kerja juga di An-Najm, tapi bukan di Karsir lagi, gue udah menjadi pekerja di dapur kedai, BOOOM pengalaman baru yekaan.

Nah hari ini adalah hari pernikahan 2 sahabat gue, Mila dan Kevin, kenapa semua pada nikah yak, jangan-jangan tinggal gue, waaahh.

Gue putuskan buat dateng ke pernikahan mereka ya meskipun sesekali gue mesti mengelap air mata.

Tapi gue kan harus ikhlas, kasihan mereka kalau gue gak ridha sama pernikahan mereka, gue pasti bisa move on dari Kevin.

Gue agak mikir selama di pernikahan, Kevin kan Islam nah si Mila kan Katholik emang boleh ya? Ah kayaknya boleh, kan ini karena bisnis, boleh lah kayaknya.

Selama di pernikahan mereka gue gak banyak bicara, soalnya orang-orang di sana banyak yang gak gue kenal, gue kayak orang ilang, mana yang jilbab-an cuma gue, yaelah...

Saat sesi foto bersama pengantin...

Gue langsung meluk Mila, "selamat ya Milaaaaa, gue masih gak nyangka lo udah nikah aja, gue harap rumah tangga kalian baik-baik aja, gue udah ikhlas kok Mil,"

"Tiara, lo tau gak ini gue pake make up susah, lo malah bikin gue nangis,"

"Ya sorry,"

"Yaudah sini lo foto dulu,"

Gue sengaja gak lihat dan gak bicara sama Kevin, ya sebagai bentuk ikhtiar gue buat melupakan dia.

---
Acara emang belum selesai tapi gue memutuskan untuk balik ke rumah, rasanya gue kangen rumah aja.
---
"Assalamu'alaikum pak,"

"Wa'alaikumussalam, udah pulang nak?"

"Sudah pak, bapak mau minum apa?"

"Enggak usah, bapak udah bikin teh tadi,"

"Tuh kan, bapak minum teh lagi, tidak pakai gula kan pak?"

"Enggak nak, khawatir bener,"

"Iya lah pak, Tiara khawatir,"

"Sini nak, bapak mau tanya sama kamu, duduk sini,"

"Tanya apa pak?"

"Kamu udah mantep berhijab?"

"Inshaallah udah pak,"

"Alasannya?"

"Karena ini kewajiban Tiara sebagai seorang muslimah, Tiara sayang Allah dan Allah juga sayang Tiara, jadi gak ada alasan untuk Tiara gak pakai jilbab,"

"Mashaallah, terus yang kedua, bapak lihat kamu udah makin rileks hidup,"

"Lah bapak kok bilang nya gitu,"

"Maaf-maaf, maksud bapak bukan gitu, kamu nyaman dengan diri kamu saat ini?"

"Emmm gimana ya pak, Tiara merasa lebih nyaman saat ini, kalau dulu Tiara selalu dikejar sama yang namanya masalah dan kayak gak ada solusinya, kalau sekarang Tiara lebih ngerasa kalau setiap masalah pasti Allah akan bantu dan pasti ada solusi jadi Tiara cukup sabar aja ya gak lupa ikhtiar,"

"2 jempol buat Tiara, pertanyaan terakhir,"

"Wah apa tuh?"

"Bagaimana kalau tiba-tiba bapak diminta kembali oleh Allah?"

HidayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang