Epilogue

198 22 5
                                    

"Pendapat masyarakat masih sangat tabu dengan pembahasan itu. Aku bahkan tidak berani mengungkitnya. Aku hanya takut, orang tuaku, saudaraku.. atau mungkin orang-orang lingkungan sekitar."

"Jungkook.. itu pikiran sempit. Kau tidak perlu memikirkan pendapat orang. Yang memberimu makan bukan mereka, yang menjalani hal ini juga kau bukan orang lain. Lalu orang tuamu.. aku yakin mereka akan mengerti. Buang hal negatif itu dari pemikiranmu ya? Kau harusnya tahu konsekuensi itu, hadapi dan jalani. Aku ada di sini"

"Tapi Hyung?  Lebih dari itu aku takut dia tidak bisa menerimaku."




















.

"Aku tidak ingin kehilangannya".

.
















"Jeon!."

"Wae?"

"Apa menurutmu aku cukup baik?"

"Dalam hal?"










"Mencintai seseorang.."

".. aku ingin terlihat bagus saat aku punya cukup cinta untuk memberikanya pada seseorang."

.

"Nunna. Bantu aku ya?"



"Maaf. Aku punya seseorang-



-aku tidak ingin membuatnya tak enak hati. Walau kau sudah ku anggap adikku sendiri. Tapi tetap saja."

"Pacarmu pencemburu berat rupanya."

"Yakk! Begitu-begitu dia sangat tampan tahu! Tapi kenapa kau tidak meminta bantuan Namjoon Oppa saja?"

Taehyung mengingat sesuatu.

"Nunna! Aku lupa kau punya Oppa yang super jenius".

.

Taehyung memeluknya erat sekali.

"Maafkan aku."


















"Akupun sempat ketakutan, tapi perasaan ini buta. Aku butuh lebih banyak melihat wajahmu yang manis daripada omongan orang-orang yang tidak berguna di luar sana. Aku lebih memilih untuk tidak peduli tentang pendapat orang lain."

























"Aku mencintaimu dan aku tidak menyesalinya".



.




"Apa maksudmu? Kau juga cinta-"

"Sudah sejelas ini, Jeon. Kau mau aku bagaimana? Akan ku katakan semuanya. Heum?".












.

Pelukan terlepas. Hanya kedua pasang obsidian yang saling bertaut. Larut dalam keheningan tak berkesudahan.

Keduanya kini tahu, bahwa sembunyi bukanlah jalan keluar dari segala hal. Walau terkadang menyimpan semuanya dengan rapi terlihat lebih baik. Tapi keduanya sadar.

Bahwa itu hanya akan menyakiti perasaan mereka secara psikis.










Semua orang butuh pengakuan.














Bahkan saat cerita itu harus di simpan rapi sebagai rahasia.














"Apa kau menyukaiku sebanyak aku menyukaimu?" Taehyung tersenyum. Gemas.

"Aku menyukaimu sangat banyak".

















"Kau benar-benar menyukaiku?"

"Lebih dari yang kau tahu. Akulah yang memujamu hingga overdosis. Aku yang menyukaimu lebih dulu, aku yang datang padamu lebih dulu.. aku yang mencintaimu lebih dulu." Sst!

Jungkook menutup mulut Kim dengan telunjuknya.















Pipinya panas. Merah pekat.







.

"Sudah cukup. Aku bahagia."

.

Bonus +

"Huh! Aku tahu kau menyukaiku lebih dulu."

"Aku juga tahu kau menyukaiku balik."

"Yakk!!"

"Hahahaa!!"

"Ya! Stop it!!"

"Hahahahahahahaha.."

"Kim Taehyung!!"

"Ada apa Kim Jungkook?"

"Ish!"









Taehyung tersenyum.

Jungkook merajuk.

"Aku sayang Jungkook. Banyak banyak."

"..."

"Ayo jawab?"

"Aku tahu."

"Hey! Jawab yang benar. Bunny?"

"Aku juga."

"Juga apa?"

"Ish! Taehyung!!"

Taehyung menaikan alisnya.


"Sayang Tae. Banyak sekali".

















Chup!

"Kita pacaran!"

.
.
.

Selesai.

Ttd. MillyFlos

A Story Never Told [T.K]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang