DING DONG 6

263 41 36
                                    






Misi part 6





Plan menatap nanar garis kuning tanda di larang masuk pada tempat kejadian bunuh diri itu terjadi.
Ia lalu berpaling ke sekeliling yang begitu sepi. Plan menghela nafas pelan, hari ini murid-murid di perbolehkan untuk pulang lebih awal agar tidak mengganggu polisi untuk menyelidiki kasus kematian yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut.



'Pukk..?!'



"HAH...!!" plan terkejut saat pundaknya di tepuk oleh orang yang ternyata polisi yang bertugas

"Maaf mengagetkanmu" ucap polisi yang memiliki garis wajah yang tegas di usianya yang tampak masih muda itu.

Plan menjawab pria itu dengan gelengan kepala, merutuki dirinya yang mudah sekali terkejut.


"Emm..." plan mengigit bibir bawahnya canggung, ingin bertanya namun malu.

"Apa anda membutuhkan sesuatu tuan?" Tanya plan pada akhirnya.

Pria itu tersenyum tipis sekilas "kudengar dari kepala sekolah... anda adalah wali kelas yang baru dari siswa bernama title" jawab pria itu yang di angguki oleh plan.


"Aku ingin memberimu beberapa pertanyaan... apa anda tidak keberatan??" Tanya pria itu kembali namun dengan wajah yang tidak ingin di tolak, hingga membuatnya hanya bisa mengiyakan permintaan pria itu.

















###

Plan menggerutu kesal, ia berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya ke lantai.

"Ini namanya bukan beberapa pertanyaan, tapi sangat banyak pertanyaan!!" Dumelnya kesal.


"Apa-apaan pertanyaannya itu... apa dia kira aku yang menyebabkan anak itu mati?!"

"Tck...Menyebalkan...!!" Ia berteriak dengan sambil mengangangkat kedua tanganya ke atas sambil memutar dan berakhir dengan wajah memerah saat melihat dua pasang mata hitam nan tajam dan dengan bibir yang di tutupi sebelah tangan. Terlihat seperti menahan suara tawa yang ingin keluar.







"E...hehehe..." cengengesnya sambil mengaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.


"Apa kau ingin menemaniku berjalan-jalan sebentar?" Tanya pria itu dengan ramah setelah beberapa menit terhenti dari tawanya tadi.












Setelah ucapan ajakan dari orang yang menjadi teman kerjanya di sekolah itu, plan dan perth akhinya meninggalkan lingkungan sekolah dengan mengendarai mobil pria mungil tersebut dan berhenti di sebuah jalanan yang di isi oleh kendaraan-kendaraan yang berlalu-lalang.



"Emm... kenapa kita berhenti di sini?" Tanya plan penasaraan.

Perth terdiam sesaat, mata tajamnya melihat pria cantik di sampingnya yang bergerak-gerak tidak nyaman.

"Perth..." panggil plan saat tidak mendapat jawaban dari orang yang di sampingnya. Kepalanya menoleh ke samping, menatap perth dengan raut wajah ingin bertanya.


"Ke-kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanyanya saat pria di depannya tak henti-hentinya menatap dirinya dengat raut wajah yang tak dapat di baca. Bahkan sedari tadi pria itu tidak mengeluarkan sepatah katapun.



"Plan.... mau kuceritakan sebuah kisah?" Tanya perth balik, dengan mata yang tidak berhentik menatap manik indah di depannya.


"Sebuah...kisah.... yang berhubungan dengan jalanan ini"

DING DONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang