DING DONG 2

326 45 16
                                    


MISI PART 2














TAHUN 1996


'Ding...dong...'  terdengar bunyi lonceng besar yang terdapat di belakang sebuah gedung sekolah sebagai penanda untuk murid-murid  kirakorn high school untuk segera memulai ataupun tanda berakhirnya kegiatan di sekolah tersebut.



Seorang pemuda dengan seragam lusuh yang di kenakannya, berjalan sambil terus memandang ke bawah. Ia terus berjalan lurus tanpa mengindahkan tatapan-tatapan sinis yang terlempar padanya saat berpapas dengan murid-murid kelas atas.




'Brugh...?!'

"Akh...."

"Hah...maafkan aku...maafkan aku...?!!" Pria itu terus-terusan membungkukan tubuhnya sambil mengucapkan beribu-beribu maaf pada orang yang tidak sengaja ia tabrak saat mempercepat jalannya. Tubuhnya gemetaran dan menatap takut-takut pada pria dengan tubuh yang lebih kecil darinya sedang menatapnya tajam tanpa kata. Dua antek yang selalu bersamanya langsung mencengkram baju lusuhnya, memberikan pukulan-pukulan yang menyakitkan dan mendengannya bagai hewan peliharaan.

'Bugh?!'

'Bugh?!'

"Akh..hmm....." pria itu berusaha menahan kesakitannya sambil menutup erat mulutnya. Takut jika pria kecil yang masih meleparkan tatapan menjijikan itu mendengar lirihan kesakutannya.




"Can...!! Kau tidak papa?" Tanya salah satu anteknya techno.


Pria kecil dengan mata bening indahnya itu menggeleng dan berusahan berdiri di bantu oleh pria lainnya yang menendang uluh hati pria menyedihkan tadi, Ae .





"Terimakasih ae" suara semanis madu terdengar dari pria kecil tersebut.



"Ayo kita pergi, di sini sangat bau" ucap pria bernama techno dengan tekanan pada akhir kalimatnya.



Ketiga pria tersebut akhirnya berjalan menjauh, meninggalkan pria menyedihkan tersebut tergeletak tak berdaya tanpa seorangpun berniat menolongnya. Matanya menatap sayu ke tiga orang itu dan akhirnya terbelalak saat pria yang ia tabrak tadi melirik sekilas padanya dengan pandangan polos, lalu berbalik kembali. Sebuah senyum tipis terukir dari bibirnya yang terluka dan mengeluarkan darah.




'DING....DONG...' bunyi lonceng besar pertanda pelajaran akan segera di mulai, membuat pria dengan kacamata bulatnya berusaha berdiri dari rasa sakitnya, namun akhirnyanya kembali jatuh... saat murid-murid yang berjalan melewatinya menyenggolnya dengan sengaja, terlihat dari tawa mengejek mereka saat melihatnya yang berskhir tersunguk kelantai dengan begitu keras.




'Tes....tes...' setetes demi setetes air bening berjatuha dari kelopak matanya.



Sepasang tangan kecil dengan jari-jari lentik terulur ke arahnya menyerahkan sebuah sapu tangan berwarna putih bersih, membuat matanya membola saat menyadari siapa gerangan. Dengan tangan gemetar ia akhirnya mengambil benda tersebut dengan mata yang masih menatap pria cantik dengan wajah datar yang memandang ke arah.

Setelah mengabil benda tersebut, pria cantik itu langsung berlari menjauh meninggalkan dirinya yang masih terduduk di lantai keras itu, menatap penuh arti benda dari pria yang ia sukai sejak pertama bertemu can kirakorn.





























DING DONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang