0 4 : B E R S U A

15 3 0
                                    

~Cukup kamu tetap ada,aku masih bisa tenang menghirup udara~

Jam di dashboard mobil milik Sagara menunjukkan pukul 19:38 ketika mobil mewah itu memasuki pelataran rumah sakit.Tadi Sagara sempat mengajak Naya dan sahabatnya untuk mampir makan di restoran cepat saji kecintaan sejuta umat yang ada di rest area Tol.

"Kak.makasih banyak ya tumpangannya.Tadi juga di rest area makasih banget loh.Sorry kita ngerepotin banget."Ucap Naya sembari menoleh pada Sagara.Namun,ketika Sagara memiringkan tubuhnya kearah Naya dan menatap lekat wajah wanita itu,Naya benar benar terkesiap hingga tak sadar ia mencengkram sabuk pengaman yang masih melingkar di tubuhnya.

"Siapa yang bilang ngerepotin?kebetulan habis ini juga gue mau survey ruko di daerah deket sini.Bareng abang lo juga"Naya lagi lagi dibuat terkejut dengan kalimat yang Sagara ucapkan.

Ternyata Sagara juga ikut terlibat dalam bisnis clothing line tersebut.Tapi Naya heran,kenapa Naya baru mengenal Sagara sekarang?Sedangkan dengan Nino,sahabat Aldian yang juga ikut merintis usaha clothing line tersebut Naya sudah sangat mengenal.

"Berarti Kak Saga kenal Kak Nino dong?"

"kenal,"

Naya mengangguk angguk paham."Ya udah deh kak,kita turun dulu ya.Sekali lagi makasih loh,"

"Iya sama sama."Jawab Sagara singkat.

Setelah mobil Sagara keluar dari pelataran rumah sakit,Naya,Denisa dan Thaya memilih memasuki lobby rumah sakit.Menurut informasi yang diberikan asisten dari kakak perempuan Billy,ruang rawat inap pria itu terletak di bangsal VIP.

"Eh Nay,lo beneran ga pernah liat temennya abang lo itu?"Tanya Denisa penasaran.

"Beneran lah.Makanya gue sampe dongo gitu pas tadi pertama ketemu."

"Emangnya bang Al ga pernah cerita gitu tentang temennya?"Kini Thaya yang ikut menambahkan.

"Ya cerita,tapi kan ga sampe detail banget gitu.Terus kalo lagi ngajak temennya ke rumah,paling ya yang ketemu cuman Kak Nino.Gue sama abang juga kan jarang di rumah"Jelas Naya.Pasalnya,Aldian juga jarang membahas tentang pekerjaan ataupun lingkup pertemanan.Mereka berdua lebih sering sharing ataupun berdisskusi tentang film,atau bahkan mobil mobil sport yang Naya idamkan.

"Eh gila lo ini kita mau njenguk Billy tapi gak bawa apa apa!"Seru Thaya tertahan.Padahal mereka kini sudah sampai di bangsal VIP setelah menaiki lift tadi.

"Lupa.Udah lah,Buat Billy mah ketemu gue aja cukup."Jawab Naya percaya diri,membuat kedua sahabatnya mencibir.

"Yang bucin memaang beda."

"aduhh bucinnya Billy emang gak ada obat."

Naya tak menghiraukan ejekan dan cibiran temannya.Ia menyusuri lorong bangsal rumah sakit itu sembari mencari nomor 702 dan,ketemu!

"Ini nih kamarnya,"Tunjuk Naya.

"Bener ga nih?ntar salah masuk."Thaya mencoba memastikan.

"Iya bener,ini WA asistennya kak Bella bilang kamar 702 VIP kok."

"Telfon dulu aja deh,barangkali salah Nay,"Saran Thaya lagi,membuat Naya sedikit kesal.

"Salah gimanasi orang disini nomor nya—"

Kalimat Naya terputus ketika pintu dihadapan mereka terbuka dan menampilkan sesosok wanita anggun dengan tinggi semampai yang menatap ketiganya dengan tatapan agak terkejut.

"Loh Naya,sudah sampai?kenapa gak langsung masuk?"

"Eh euhm iya kak sorry tadi takut salah kamar."Jawab Naya gelagapan.

DEPENDS On YOUWhere stories live. Discover now