Salah Klik

96 9 5
                                    

Selembar kertas bukti pendaftaran SBMPTN terjatuh diantara buku-buku yang berserakan. Aku memungut kertas itu, identitas tertulis jelas dengan nama Nelson Satya Panama. Tiga jurusan yang tertulis dalam kertas tersebut diantaranya psikologi, filsafat, dan matematika.

"Tunggu, tunggu," aku memegang kepala dengan kedua tanganku.

"Matematika?" aku menatap berulang kali jurusan yang kupilih.

"Kapan aku memilihnya?" aku berbicara sendiri.

"Tidak lucu," pikiranku menjadi kacau.

"Sepertinya aku salah menekan pilihan jurusan!" ini adalah adegan yang tidak aku inginkan. Seingatku yang kupilih adalah jurusan pendidikan fisika, bukan matematika, apalagi matematika murni.

"Oh tidak," kepanikan memasuki celah-celah pikiranku. Meskipun aku memilih dua jurusan lain, namun aku berasal dari jurusan IPA sewaktu SMA. Jadi aku tidak yakin bisa mempelajari IPS dengan baik untuk mengejar jurusan psikologi maupun filsafat. Aku memilih dua jurusan itu hanyalah iseng-iseng berhadiah, maksudnya maju perang tanpa bermodal senjata.

"Tidak lucu, bagaimana bisa aku memilih jurusan matematika?" teriakan kecil kusuarakan di ruang belajarku, tenang saja ruangan itu sudah kupasang peredam suara. Aku anak yang berisik, aktif, usil, penuh imajiner. Jadi agar tidak mengganggu kedua orang tua dan adik-adikku, aku harus memasang peredam suara.

"Oke, tenang." Aku berbicara sendiri.

"Cukup berusaha lolos jurusan psikologi atau filsafat, semuanya akan aman. Siapa yang bakalan betah berkutat dengan angka-angka bertebaran dan abstrak?" Aku menggerutu.

Sejak hari itu, aku belajar IPS sungguh-sungguh agar bisa lancar saat mengerjakan TKD Soshum dan meninggalkan pelajaran IPA agar tidak masuk matematika. Lagipula ujian nasional sudah pengumuman, jadi melupakan pelajaran sementara bukanlah masalah.

MaksimumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang