Part 1 : Oriel

20 2 0
                                    

Musik adalah ilmu dan seni dari kombinasi ritmis dan nada-nada, vokal maupun instrumental yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan. Khususnya yang bersifat emosional. (Lexicographer)’

Kepala anak lelaki itu mengangguk-angguk tanda memahami kalimat yang tertera dalam buku musik miliknya.

Rambut hitam legamnya menari mengikuti arah hembusan angin. Ia tampak rileks menikmati suasana sore yang tenang sembari bersandar di sebuah batang pohon rindang di halaman depan rumahnya. Bola mata yang bergerak memindai tiap kata yang terdapat di buku dalam genggamannya.

Kenzie Melviano Oriel. Putra sulung dari pasangan Alexander Oriel dan Alice Jovanka. Anak lelaki yang merupakan kebanggan dari CEO 'OZE Corporation' a.k.a Alexander.

Bukan tanpa alasan. Ken merupakan sosok anak yang terlahir dengan bakat yang mumpuni dalam bidang akademik. Selain itu, ia dikenal dengan attitude yang baik.

Tetapi.. bukankah tidak ada manusia yang sempurna? Apakah itu juga berlaku dalam kamus Ken?

"Bang Ken !'' Teriak seorang gadis kecil yang tengah berlari kecil ke arahnya. Ken tersenyum manis ke arah gadis itu.

"Kenapa?'' Tanya Ken saat gadis itu berada di pangkuannya.

"Laper...'' Keluh gadis itu.

"Della laper? Mommy belum pulang ya?'' Gadis itu menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Yaudah. Ayo makan sama Abang'' Ujar Ken. Kemudian meraih gadis itu kedalam gendongannya dan melangkah ke dalam rumah.

Kedua sosok manusia itu kini tengah sibuk menyantap hidangan makanan yang disiapkan oleh pelayan. Suasana berubah ramai dengan berbagai celotehan gadis kecil itu. Ken sesekali tertawa renyah menanggapi adik kecilnya itu.

Yap. Adik kecil. Karena selisih usia mereka cukup jauh. Ken yang berusia 13 tahun dan Della yang baru menginjak usia 5 tahun. Perbedaan yang cukup signifikan.

Lelaki itu tampak sangat menyayangi sang adik. Terlebih keduanya lebih banyak menghabiskan waktu bersama dibanding dengan orang tua mereka sendiri.

Alice yang merupakan seorang dokter lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Begitupun dengan Alex yang sibuk di kantor. Sehingga Della kecil hanya diasuh oleh babbysiter.

"KEN? DELLA?" Teriak seseorang dari ruang tamu. Ken berdecak kesal saat mengetahui pemilik dari suara menggelegar tersebut.

"Hai my lovely brother and sister!''

"Bang Gavin bikin telinga Della sakit'' omel gadis itu.

"Hehe.. maaf''

"Aaaa'' Elak Della saat Gavin mencium pipi gembul gadis itu.

"Kamu sendirian?'' Tanya Ken.

"Seperti yang Abang lihat'' Jawab Gavin sembari mengambil posisi di sebelah Della.

"Orang tua kamu ke luar kota lagi?'' Lelaki itu mengangguk sebagai jawaban.

"Nginap disini aja Vin. Lumayan kan, ada temen main. Daripada di rumah sendirian''

"Tentu''

"Oiya, tapi aku ada les malam ini. Jadi  main gamenya setelah les aja ya? Nggak apa-apa kan?''

"No problem. Kan masih ada Baby Della. Ya kan Del?'' Tanya Gavin sembari merecoki acara makan gadis itu. Hingga terjadilah perang kecil di antara keduanya.

Ken tersenyum tipis menyaksikan aksi kedua adiknya. Ia bersyukur memiliki saudara semanis dan selucu mereka.

Gavin Adelio Oriel, lelaki 12 tahun yang sudah ia anggap sebagai adik kandung sendiri. Gavin adalah saudara sepupunya, anak dari Naila Maheswari Oriel yang merupakan adik dari Alex.

Memiliki orang tua yang super sibuk seperti halnya orang tua Ken dan Della, menjadikan mereka amat dekat. Gavin sendiri, ia amat menghormati Ken sebagai kakak dan amat menyayangi Della sebagai adik kecilnya yang sangat menggemaskan.

Akan tetapi, berbanding terbalik dengan Ken yang cerdas dan penurut.. Gavin lebih malas dan ogah-ogahan. Karena itulah ia kerap kali dibanding-bandingkan dengan Ken oleh orang tuanya.

"Loh? Ada Gavin?'' Tanya seorang wanita cantik yang kini duduk sembari memanggu Della kecil.

"Iya aunty. Gavin nginap di sini ya? Soalnya mama sama papa lagi ke luar kota''

"Nggak perlu izin segala sayang.. ini kan rumah kamu juga?''

"Thank you aunty..'' Wanita itu tersenyum menaggapi ucapan Gavin.

"Della udah kenyang mommy..'' Gadis itu menggeleng pelan saat mommy-nya kembali berniat menyuapinya.

"Ya udah. Sekarang waktunya mandi. Mau mandi bareng mommy nggak?'' Gadis itu mengangguk antusias sebagai jawaban. Mereka kemudian melangkah meninggalkan ruang makan.

"Ke kamar yuk! Mau tidur di kamar kamu sendiri atau bareng abang aja?'' Tanya Ken.

"Bareng aja lah bang'' Jawab Gavin.

Mereka berdua sangatlah dekat, mengingat umur mereka yang hanya selisih satu tahun. Mereka juga menempuh pendidikan di sekolah yang sama.

Ken berharap, mereka akan tetap seperti itu adanya. Walaupun waktu akan membuat mereka semakin dewasa dan menua.

Meski amat sibuk, anak-anak Oriel sama sekali tidak merasakan kekurangan kasih sayang. Kenapa? Karena mereka ada untuk saling mengisi kekosongan itu.

﹃﹄

To be countinue

MetamorfosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang