Maaf baru bisa upload, sepuluh hari harus berjuang dengan tifus 😁😄 aku yang menang dong 🤩 dan baru bisa nulis lagi, semoga semuanya masih setia bersama Angelo
Happy reading 😘
Semua rutinitas seakan sangat berat untuk dijalani. Wajah oriental Andra tidak mampu menyembunyikaan kedukaannya. Wajah yang terkesan angkuh itu menjelma menjadi sendu, bagai langit tanpa awan. Tidak ada lagi raut dingin menghiasi kerutan wajah. Hanya penyesalan dan penyesalan yang selalu menghantui setiap jengkal langkahnya.
Kamar bernuansa cool seketika berubah menjadi ruangan tidak berpenghuni. Walaupun ada raga Andra yang terkapar di atas ranjang, ruangan itu seakan tetap tidak berpenghuni. Embusan angin dari jendela memberikan nuansa sendu semakin dalam. Mampu menyeret Andra membuka lembar masa lalunya yang selama ini telah dia simpan rapat-rapat dalam otak.
"Sayang, Bunda punya kabar bahagia."
"Apa Bun?" tanya Andra kecil dengan lugu.
"Andra mau punya adik, senang, 'kan?"
"Hore! Andra mau punya adik!"
Tawa riuh menghiasi langit mendung, di taman bunga senja itu. Andra kecil tertawa lepas tanpa ada sedikitpun kesedihan yang dia gambarkan. Tidak kalah halnya dengan sang putra, seorang ibu muda berwajah oriental juga tersenyum dengan keanggunannya. Senja saat itu memang senja yang tidak mampu Andra lupakan sampai kapanpun. Di saat kebahagiaan dan kesedihan terangkum menjadi satu.
Di sisi lain, Danu menolak akan kabar bahagia yang disampaikan oleh Vinna. Ini dia lakukan lantaran tidak menginginkan wanita yang sangat dia cintai akan meninggalkannya untuk selamanya. Tidak dapat dipungkiri, jika kehadiran seorang anak lagi, akan menambah suasana suka cita dalam bingkai keluarga mereka, namun juga akan kehilangan orang yang sangat dia cintai.
Danu dalam posisi serba salah, seakan dia memakan buah simalakama. Kesedihanpun mewarnai setiap hari-hari mereka. Andra dapat merasakannya, namun tidak dapat berucap. Andra masih terlalu kecil untuk mencampuri urusan kedua orangtuanya. Hanya sesekali tangis yang mampu Andra gambarkan jika dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang ada.
"Ayah, Bunda siap menerima segala risiko yang akan terjadi. Bukankah kehadiran seorang anak lagi akan memberikan kesempurnaan dalam keluarga kita?"
"Vinna, aku mohon, pikirkan kembali keinginanmu untuk mempertahankan janin itu. Aku tak ingin kehilangan keduanya."
"Ayah saying," suara Vinna terdengar sangat lembut, "Ayah percaya sama Bunda, kalau bayi ini akan baik-baik saja. Ayah tahukan jika Andra sangat menginginkannya."
"Tapi jantungmu ..."
Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, mulut Danu telat disentuh oleh jemari manis Vinna. Seakan tidak boleh ada kata lagi yang bisa keluar. Vinna yakin keputusannya kali ini pasti sangat benar walaupun kematianlah yang akan dia dapat.
Tidak ada yang mengetahui Andra kecil sedang menempelkan telinganya dan mempicingkan satu matanya di sela di pintu kamar kerja Danu yang terbuka. Mendengarkan dengan seksama apa yang sedang Ayah dan Bundanya bicarakan. Walaupun Andra masih sangat kecil, tapi daya pahamnya cukup tinggi. Sehingga Andra kecil berpendapat jika adiknya lahir akan membuat Ayahnya bersedih dan mungkin Andra akan kehilangan Bundanya.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, sampai akhirnya apa yang dikhawatirkan oleh Danu terjadi. Ketika hidup dan mati Vinna harus dia perjuangkan, semua berlalu sangat cepat. Danu dan Andra kecil mendapatkan hadiah terindah tepat dihari ulang tahun mereka, tetapi mereka juga mendapatkan kenyataan terburuk akan kepergiaan Vinna untuk selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Angelo ✔️ (Tamat)
Ficção AdolescenteMenjadi anak sebagai penyebab kematian ibunya merupakan beban yang harus ditanggung seumur hidup. Bahkan Andra sebagai sang kakak tidak mengakui akan keberadaan adiknya. Terlebih kutukan dari penyakit hemofilia yang melekat pada tubuhnya membuat Ang...