"Cantika, bantu Ibu mengumpulkan soal latihan teman-temanmu." Bu Hanum meminta tolong kepada Cantika.
Bu Hanum merupakan Guru Matematika yang cukup dibilang tidak terlalu galak. Sabar, ketika ada murid yang masih belum paham, dengan senang hati dia akan menjelaskannya sampai sang murid itu mengerti. Tapi beliau tidak bisa mentolerir adanya kerja sama antar siswa saat ulangan. Beliau lebih menghargai mereka yang mendapatkan nilai jelek tapi dengan hasil usaha mereka sendiri.
Cantika mulai berkeliling meja untuk mengambil satu persatu tugas temannya.
"Belum selesai Ca. Lo ambil yang barisan sebelah sana dulu." Kata Inez begitu pelan, takut jika Bu Hanum mendengarnya.
"Udah nyontek. Lama lagi." cibir Cantika. Inez tidak menghiraukannya. Dia fokus dengan buku dan pulpennya.Satu persatu buku, kini menumpuk di tangan Cantika. Teman sekelas Cantika memandang aneh Cantika. Tapi sekali lagi Cantika tidak peduli akan hal itu. Samar Cantika mendengar suara kasak-kusuk membicarakan dirinya dari belakang.
"Gue nggak ngerti sama dia. Berani banget ngelawan geng 3G."
"Iya tuh. Si Cantika benar-benar nyari mati. Untung tadi ada Gema. Prita kan paling nurut sama dia."
"Kalau gue jadi Cantika, gue auto keluar dari sekolah ini."
Bohong kalau Cantika tidak mendengar semua. Mau tidak mau telinganya menangkap semua olokan yang keluar dari mulut temannya.
"Cantika, nanti kalau sudah selesai letakkan saja di kantor. Di meja ibu." ucap Bu Hanum.
"Dan untuk semuanya. Kita akhiri pelajaran hari ini. Selamat siang.""Selamat siang Bu!"
Semua murid serentak menjawab. Bu Hanum pun keluar dari kelas mereka dan menuju ke kelas berikutnya.
"Ca, sekalian punya si Boni ini." Inez menyerahkan dua buku. Yang satu miliknya dan yang satu milik si Boni.
Cantika mengernyit saat sadar Boni tidak ada dikursinya.
"Memang Boni kemana?"
"Tadi sih ijin sama Bu Hanum mau ke toilet. Tapi kok lama ya."
Bahu Cantika terangkat. "Mules-mules kali pacar lo."
"Sembarangan. Cocokan jadi pacar lo. Lihat saja, kaca mata kalian sama." balas Inez mencibir.
"Semua pacar gue iya Nez. Bahkan semua personil Bts juga pacar gue." seloroh Cantika.
Inez cekikikan, "sini separuh gue bantuin." Cantika memberikan separuh tumpukan buku kepada Inez.
Mereka berdua menyamakan langkah menyusuri koridor sekolah. Inez terlihat celingukan saat mereka sampai di deretan kelas duabelas ipa.
"Kenapa?" tanya Cantika penasaran.
"Takut Ca. Kalau ada mereka."
"Nez, udah gue bilang mereka semua itu nggak pantas buat ditakutin."
"Bodoh amat. Gue pengen tenang sekolah disini Ca. Ya caranya dengan tidak berurusan dengan grub 3G itu." Cantika tergelak.Genk 3G? Aneh saja nama geng mereka. Nama mereka terlalu mainstream. Kalau Cantika boleh memberikan saran, harusnya geng mereka diberi nama trio macan atau singa. Lebih menyeramkan. Sang penguasa hutan. Seperti halnya mereka yang sangat di takuti
di sekolah ini dan sok menjadi penguasa sekolah.
"Ih, Cantika diam nggak. Ketawa lo sumpah." Inez memperhatikan sekitar kalau-kalau yang mereka bicarakan muncul. Bisa panjang urusan.
"Kenapa namanya 3G sih Nez? Apa mereka bertiga punya bisnis yang bergerak di bidang persinyalan." Tawa Cantika semakin meledek.
"Hust! Pamali Ca. Jangan sebut nama geng mereka lagi. Nanti kita sial," Inez bergidik ngeri.Masih jelas ingatannya soal kejadian kemarin pagi di kantin, "amit-amit jabang baby."
Cantika semakin jengah melihat Inez yang sedang mengetuk-ngetuk kepalanya. Biar apa coba?
Biar tidak sial lagi? Mitos dari mana itu?
"Tapi gue serius nanya Nez ke lo."
"Kenapa lo nggak nanya saja ke kak Agra mu yang tercinta itu."
"Tuh kan. Kemarin janji nggak bakal nyebut nama kak Agra lagi."
Inez meringis, "lupa Ca, sorry."
"3G itu singkatan dari nama mereka bertiga Ca." terang Inez.
"Kan prita huruf depannya P, bukan G." tukas Cantika masih belum mengerti.
Inez memukul jidatnya. "Gema, Galang, Ghaisani. Nama panjang kak Prita itu Ghaisani Prita. Kok otak lo sekarang kalah tebal dari kacamata Harry Potter lo si Ca."
"Mana gue tahu. Gue kan nggak pernah lihat akte mereka."Geng 3G. Berisikan tiga anggota yaitu Gema Yudis Bastian, Zanuar Gandi dan Ghaisani Prita.
3G artinya tiga sekawan yang didominasi huruf G di masing-masing nama mereka.
Di antara mereka bertiga hanya Gema saja yang selalu berprestasi. Bisa dibilang dia tidak pernah berbuat onar. Tapi malah itu yang membuatnya aneh. Kenapa Gema bisa bersahabat dengan Galang dan juga Prita.
***
"Toilet dulu yuk Ca." Inez menggoyang-goyang lengan Cantika, "temenin gue."
"Bentar lagi Pak Yono datang Nez. Lo kebiasaan banget dah."
"Pak Yono lebih senang gue telat dari pada gue ngompol pas jam pelajarannya."
"Iya, tapi-"
"Gue butuh ditemenin, bukan di ceramahi, Cantika."
Inez menarik Cantika secara paksa. Cantika hanya pasrah. Padahal Pak Yono sudah terlihat memasuki ruangan kelas mereka. Jam ketiga adalah jam pelajaran Biologi. Bukannya bersigap, malah mereka berada di toilet.
"Gue tunggu sini." terang Nada. Dia memilih menunggu diluar.
Kebiasaan cewek memang seperti itu. Tidak bisa kalau mereka pergi ke toilet sendirian. Wajib harus ada yang menemani. Bahkan kalau perlu beramai-ramai. Lebih asik katanya.
Cantika melepaskan kaca mata yang dia kenakan lalu membersihkannya dengan tisu.
"Nez, jangan lama-lama. Gue tinggal nih." teriak Cantika. Suaranya berdesing di ruangan toilet yang memang sepi."Berani lo ninggalin gue. Lihat saja, gue nggak bisa jamin soal rahasia lo."
Sial.Inez menggeretak Cantika. Teman jenis apa itu. Selalu plin-plan dengan janjinya.
"Katanya tadi mau pipis. Kok lama." protes Cantika.
"Ganti mode sekarang Nad. Tadinya pipis sekarang boker. Sorry Nad." balas Inez berteriak di bilik bersekat itu.Nada menggerutu dalam hati. Sepertinya Inez sengaja ingin membolos pelajarannya Pak Yono.
Apa Cantika masuk ke kelas saja dan meninggalkan Inez iya? Urusan Inez marah itu nomor dua. Di traktir satu gelas jus mangga kesukaannya juga nanti marahnya hilang.Ah, belum lagi acara membenarkan rambut dan juga makeupnya. Pasti akan bertambah lama lagi untuk bisa masuk ke kelas.
Saat menghentak-hentakan kaki karena kesal. Tiba-tiba Cantika melihat Boni dari kejauhan.
Boni membawa dua kantong kresek berukuran besar. Sepertinya Boni habis dari kantin. Tapi kok aneh. Ini kan bukan waktunya jam istirahat. Lagian, bukannya tadi menurut keterangan Inez, Boni meminta Izin untuk ke toilet. Lantas kenapa dia malah asik keluyuran saat jam pelajaran berlangsung. Apalagi dengan gerak-geriknya yang terlihat mencurigakan. Cantika
jadi ingin tahu apa yang dilakukan Boni.
Menurut Cantika, sejauh ini Boni merupakan anak yang disiplin dan pintar. Masak iya Boni bolos jam pelajaran.
Akhirnya Cantika memutuskan untuk mengikuti Boni dari arah belakang dengan mengendap-endap. Boni berjalan ke area sekolah paling ujung. Dekat dengan sebuah gudang penyimpanan alatalat srkolah yang sudah rusak.
Dari jarak yang semakin dekat, telinga Cantika mendengar ada orang saling sahut menyahut. Berarti Boni tidak sendiri. Kok bisa, jam pelajaran seperti ini banyak anak-anak yang nongkrong.
"Boni, lo ngapain disini."
Saat Cantika masuk kedalam ruangan itu tanpa permisi, beberapa pasang mata langsung menghadiahinya pelototan, kaget.
"Lo lagi- lo lagi."
Suara berat itu terdengar tidak asing lagi bagi Cantika.
"Barani masuk wilayah kita nih Je." ucap Galang.
"Kali ini, si cupu ini enaknya kita apain ya Je." Prita ikut menimpali.
***
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cantik
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika seorang gadis yang terlihat lugu nyatanya berbanding terbalik dari penampilan luarnya. Cantika Noura gadis berkaca mata yang cerdas itu sengaja bersekolah di SMA Harapan Bangsa karena sebuah misi rahasia. Misi macam apa yang a...