Orang diam bukan berarti dia lemah. Terkadang diamnya seseorang karena sedang mencari suatu cara. Berpikir sejenak bagaimana menjatuhkan lawannya.
••••
"Kali ini, si cupu ini enaknya kita apain ya Je." Prita ikut menimpali.
Cantika tergemap ketika melihat banyak anak yang malah nongkrong di waktu jam pelajaran berlangsung. Gema, Galang dan juga Prita. Tiga orang yang mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya geng terkeren yang ada di SMA Harapan Bangsa. Semena-mena dan pembuat onar tentunya.
Cantika anti pati saat mendapati Boni yang sedang memijit kaki Galang. Mereka kira orangtua Boni menyekolahkan anaknya hanya untuk dijadikan pelayan?
Tidak hanya Boni saja. Ada tiga anak lainnya yang juga di situ. Ada satu anak laki-laki yang sedang menulis sesuatu dibuku, dan dua anak perempuan yang berada di sebelah Prita. Yang satu sedang menyisir surai hitam milik Prita, dan yang satu sedang menyuapi sebuah puding susu ke mulut Prita. Astaga, tunggu. Cantika tahu siapa yang membeli puding tersebut. Boni.
Tunggu dulu. Mereka itu bukan raja atau ratu kan?
Prita mengangkat tangannya, mengintrupsi kepada dua anak yang sedang memijit dan menyuapkan puding agar berhenti.
“Siapa nama lo? Lupa gue.” Prita berjalan angkuh dihadapan Cantika. Nampak Boni yang sedang memijit kaki Galang terlihat khawatir. Bola matanya menyudut ke arah pintu keluar. Cantika tahu kalau itu sebuah isyarat kalau Boni menyuruhnya untuk segera pergi.
Cantika mengabaikan Prita yang bersedekap di hadapannya sambil memilin rambut indahnya. Cantika yakin butuh effort bagi seorang Prita untuk merawat rambutnya. Karena modal sampo saja tidak cukup, butuh conditioner, masker dan juga vitamin khusus tentunya.
“Cantika Noura.” Galang mengingatnya karena pemilik nama itu belum lama ini berani memberontak gengnya.
Sekali lagi Cantika diam. Namun bukan berarti dia takut. Terserah Prita dan Galang mau berkata apa. Selama tidak menyakiti fisiknya, dia akan bersikap biasa.
“Boni, lo di cariin Pak Yono. Sekarang kan jamnya mata pelajaran Biologi.” ujar Cantika.
Boni terperangah. Dalam hati kenapa Cantika seberani ini, menghadapi Prita dan Galang. Sedangkan dia saja tidak punya nyali yang cukup sebagai cowok.
“I… iya, Ca.” jawab Boni gelagapan.
“Ayo, keluar.” perintah Cantika, “dan kalian juga. Ini belum waktunya istirahat.” Cantika juga mengajak dua cewek dan satu cowok yang juga di situ. Dari wajahnya, Cantika rasa mereka bertiga adalah kakak kelas Cantika.
Saat Boni berdiri dari kursinya. Tiba-tiba Galang mendudukannya lagi secara paksa. Boni hanya terpekik kala bokongnya beradu dengan kursi kayu yang cukup keras.
“Tetap di tempat lo!” teriak Galang kepada Boni. “Dan lo cewek cupu. Lo cari mati ha!”
“Gue cuma ngajak Boni buat masuk kelas, karena ini masih jamnya buat belajar. Bukan malah nongkrong-nongkrong nggak jelas seperti ini.” ucap Cantika tegas.
“Nggak jelas lo bilang. Terus kalau nggak jelas kenapa lo datang kesini, cupu!” Prita tersenyum kecut. “Lo ada masalah sama kita.”
“Gue memang nggak ada masalah sama kalian kak. Yang jadi masalah itu, teman gue kenapa ada disini. Padahal jam pelajaran Biologi sudah di mulai.” Cantika begitu tenang berbicara dengan Prita dan Galang. Tapi sebaliknya, dua orang tersebut merasa tidak suka dengan Cantika. Baru sekarang ada adik kelas yang berani bicara panjang lebar dengan mereka. Biasanya, sekali bentakan dari mulut Prita saja, bisa membuat juniornya gemetaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cantik
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika seorang gadis yang terlihat lugu nyatanya berbanding terbalik dari penampilan luarnya. Cantika Noura gadis berkaca mata yang cerdas itu sengaja bersekolah di SMA Harapan Bangsa karena sebuah misi rahasia. Misi macam apa yang a...