Haii.. Sebelum baca part ini, ada info dulu yaa.Untuk cerita "senja" di ubah judulnya jadi "ibarat senja".
Bukan apa-apa sih, ya cuman judul 'senja' itu udah banyak yang pake hhe. Jadi biar keliatan beda, aku ubah judulnya.
Bukan cuma judulnya, cover nya juga ganti lho yaaa jangan sampe bingung hhe.
Nah jadi itu cover nya.
Happy Reading...
____________________________________________________________________
_____________________
_____________Bunyi lonceng terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Pertanda jam istirahat kedua tiba.
Caca berjalan sendiri menuju kelasnya dengan langkah yang lesu.
"Ih sakit tau kepala caca!"
"Ngapain coba malah di lempar ke kepala?! "
"Kan nyebelin! "
"Mana malu lagi di liatin banyak orang! "
"Awas ya dhifa!"
Caca terus saja berceloteh sambil berjalan menuju kelasnya.
Sifat caca memang seperti itu, jadi walaupun banyak orang yg melihatnya, sudah tidak asing lagi bagi mereka.
Caca masuk ke kelas, dan tidak melihat siapapun di sana. Ini jam istirahat, pantas saja jika sepi.
Dia berjalan menuju kursi miliknya. Menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan yang dia simpan di atas meja. Sambil sesekali menghela nafas.
Tak lama kemudian, terdengar suara seseorang yang mendekatinya. Sontak dia menoleh ke arah suara itu.
Ya, benar saja. Di sana ada dhifa yang sedang menghampiri nya dengan segelas teh dan sebungkus roti di tangan kanan dan kiri nya.
"Eh ca, baru aja gue mau jemput lo di UKS." Ucap dhifa sekedar basa basi.
"Nggak! Gak perlu! " Jawab caca ketus sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Dih.. Ngambek ni yaa ceritanya?" Tanya dhifa mencoba membujuk sahabatnya yang satu ini.
"Ya iya lah,gimana gak ngambek coba! Kepala caca sakit tau!" Nada bicara caca masih terdengar merajuk.
"Iya iya, maafin gue. Gue gak sengaja tadi. Tapi itu salah lo sendiri, ngapain bola basket malah di liat doang bukannya di tangkap?" Dhifa masih tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBARAT SENJA
RomanceHaruskah cinta kita di ibaratkan seperti rembulan dan mentari yang akan terpisahkan oleh senja? "Andai senja tah hadir, dan aku dapat melihat sinarnya mentari. Walaupun aku sendiri tidak di lihat dengan pasti." ...