🔑 Bagian 3

28 9 4
                                    

Selamat membaca💛

---

Putra tengah sibuk memberesi barang-barangnya, Putra hari ini harus pulang ke Yogyakarta karena hari ini terakhir ia libur. Helen menatap sendu di depan pintu kamar Putra.

"Abanggg!" Rengek Helen

Putra pun berbalik menghadap Helen lalu memeluk adiknya itu. "Kenapa Len?"

"Abang kok sebentar banget liburnya?" Ucap Helen sambil menahan tangisnya

"Kan cuma 15 hari doang Helen, nanti abang ada libur 2 bulan,"

Helen melepas pelukannya lalu tersenyum, "Nanti temenin aku beli es krim lagi ya?"

Putra mengusap pucuk kepala Helen, "Iyaa,"

"Yaudah yok kita ke bawah, sekalian abang izin pulang,"

Mereka pun mendatangi kedua orang tuanya. "Mah, Pah. Aku mau pulang ya,"

"O iya masa libur abang hari ini terakhir, yaudah kita anterin abang ke bandara," Ucap Mamanya lalu berdiri untuk mengganti baju

Helen masih menahan tangisnya, ia kembali memeluk Putra. Disaat Putra mengelus pundak Helen, disitu juga tangis Helen pecah.

"Abang hiks jangan pulang hiks,"

"Loh kok nangis cengeng amat," Kekeh Putra

Papanya pun tersenyum simpul, ia melihat kedua anaknya sedang berpelukan itu. Ada juga sedih yang tersirat didalam hatinya, karena ia harus jauh dari anak laki-lakinya.

Awalnya ia tak mengizinkan untuk Putra kuliah di Yogyakarta, tapi karena itu memang keinginan Putra. Mau tak mau iya harus mengizinkan.

Mereka pun sudah siap untuk mengantar Putra ke bandara. Helen tidak mau ikut karena ia tak sanggup melihat abangnya itu pergi. Dan yang pergi hanya Mama, Papa, dan Abang Helen saja.

Mereka pun sudah pergi dari 10 menit yang lalu, Helen pun langsung masuk kamar dan menguncinya. Ia menangis, ia sangat tak sanggup jauh dari abangnya itu.

Helen merebahkan tubuhnya, lalu tiba-tiba matanya mulai ngantuk dan akhirnya Helen terlelap.

---

Helen sangat tidak bersemangat sekolah hari ini, ia lebih banyak diam daripada biasanya. Ketiga temannya bingung kenapa Helen tiba-tiba seperti itu.

"Len, lo kenapa dah? Sakit?" Tanya Ana, Helen hanya menggeleng lalu menelungkupkan kepalanya ke atas meja yang beralas tasnya.

"Yaudahlah Len gausah dipikirin tuh Agra,"

Helen menegakkan tubuhnya, "Siapa yang mikirin Agra sih, orang gue sedih abang gue pulang,"

"Loh masalah itu? Astaga Helen, abang lo kan kuliah. Masa lo mau sedih-sedih gini," ujar Luna

"Bener kata Luna, jangan sedih napa."

Helen tersenyum, "Yaudah gak sedih lagi gue,"

"Nah gitu,"

Luna melihat jam dinding lalu ia mengajak ketiga temannya untuk ke kantin. Akhirnya mereka ke kantin, lalu tak sengaja bertemu Andra dan Farel.

"Heh kalian," Tegur Andra

Mereka berempat pun berhenti, Luna bertanya. "Kenapa kak?"

"Gapapa negur aja, kalian mau kemana?" Tanya Andra

"Mau ke kantin kak,"

"Oh gitu yaudah sokin," Kekeh Andra

Farel tersenyum kearah Dya, lalu ia mendekati Dya dan berbisik. "Pulang jangan lupa ya,"

Dya tersenyum, Farel pun menyusul Andra yang sudah meninggalkannya lebih dulu.

"Cie cie yang kasmaran mah beda," Goda Ana dan membuat Dya menepuk lengan Ana lumayan keras

Luna dan Helen tertawa, "Haduh jiwa jomblo ku meronta-ronta nih,"

"Hedeh jomblo sendiri lo," Ucap ketiga temannya ke Helen. Helen hanya mengangkat keningnya, "Gak ngaca kelen hahahah,"

Begitulah mereka saling ejek tapi tidak pernah memasukkan kehati. Walaupun mereka teman baru, mereka selalu kompak. Bahkan banyak yang iri dengan pertemanan mereka.

Banyak juga yang sedang menggosipkan tentang kehidupan mereka, tapi mereka tidak menghiraukan itu. Percuma mengurusi yang tidak penting, buang-buang waktu saja.

Semenjak Dya dekat dengan Farel, semakin banyak beredar gosip kalau mereka berpacaran. Dya hanya tutup telinga. Luna yang sedang dekat dengan kakak kelas akhir juga sering diperbincangkan banyak orang, Luna ingin sekali marah tapi selalu dilarang ketiga temannya.

Sedangkan Helen kadang digosipkan dekat dengan Andra teman sekelas Farel, dan kadang juga dengan Agra. Helen benci dengan gosip yang mengada-ngada itu, belum tau kebenarannya sudah disebar.

Yang anteng-anteng saja adalah Ana, Ana tipe orang yang bodo amatan dan netral. Orang yang ia sukai pun hanya ketiga temannya yang tau, ia juga tak memperlihatkan kedekatannya. Ana hanya saja chattan dengan dekatannya itu, tak lebih.

Kini mereka sudah sampai dikantin, Dya tengah fokus dengan 4 cowok dan 3 cewek dimeja ujung. Ia menatap intens, dan itu adalah Agra, Alfi, Dito, Kevin, Delia, Adena, dan Naila. Astaga bisa-bisanya mereka berkumpul.

"Eh kalian liat dimeja ujung itu, ada temen sekelas kita," Ucap Dya pelan

"Wah bukannya itu Delia sama budak-budaknya kan?" Sahut Luna

Helen dan Ana yang tadinya fokus dengan makanan kini beralih menatap meja ujung. Helen mengebrak meja pelan. "Wah makin dekat aja tuh Agra sama tiga curut. Gak ikhlas gue!"

"Sabar Len, Agra keknya bodo amat juga tuh,"

"Gak bisa gak bisa,"

"Betewe gue denger-denger Agra sering chattan sama Naila, bukannya gue mau manasin lo nih Len." Ucap Dya

"Lah kok?"

"Wehh bener tuh, malem kemaren gue liat Agra bonceng Naila." Ucap Ana

Helen hanya bisa menahan, ia tidak bisa marah karena Agra bukan siapa-siapanya. "Berarti mereka deket ya hm, apa gue mundur aja," Ucap Helen Lirih

"Haduh Len lo mah gitu aja terus, ujung-ujunnya gak jadi mundur lo goblok," Ucap Dya

Ana dan Luna hanya tertawa pelan, "Sini gue bikin lo benci sama Agra, dengerin gue! Agra itu gak ganteng, dia bego, cuek, bodo amatan,"

"Lo mah Na, malah gitu. Ngejelekin namanya anjir,"

Ana menepuk meja pelan, "Gue kan mau bikin lo benci sama dia su,"

"Yaudahlah serah,"

Mereka pun melanjutkan makannya yang tertunda karena harus menggosipkan sesuatu yang pantas digosipkan. Astaga author kok gini ya hahahaha.





---

Haloo👋
Jangan lupa vote sama komen yaa.
Stay home💛

Ini Putra, Aksel Putra Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Putra, Aksel Putra Wijaya. Abangnya Helen.



Like SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang