mimpi yang menyayat hati

49 1 0
                                    


One

Wahai kawan coba dengarkan
Lagu yang ku ciptakan untuk teman sejalan
Ingin ku coba ukir kembali
Masa-masa indah bersama dirinya

Sosok dirinya membuatku mengerti arti sebuah persahabatan
Canda tawanya mengingatkanku pada pertemua terakhir

Dan kini kau telah pergi Meninggalkan dunia
Takakkan mungkin kembali semua yang telah terjadi
Disini ku berdoa pada yang maha kuasa agar kau tenang di alam sana

Sosok di rimu takkan pernah terlupakan di dalam benakku
Selamanya kan ku kenang
Ku hanya bisa ikhlaskan kepergianmu yang kini telah tiada

Letter for me
( kenangan teman sejalan🎧)

[ jangan lupa follow, vote and coment soalnya itu penting banget bagi author❤ ~]

Raina berada di sebuah taman yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, Raina tengah duduk di bawah pohon yang sangat rindang disana raina sedang melihat pemandangan yang sangat indah.

Setelah beberapa menit dia memperhatikan pemandangan dia di kejutkan dengan tangan seseorang yang sedang menutup matanya, dia sangat tau kalo tangan itu milik sahabat nya siapa lagi kalo bukan gavin.

"gavin aku tau itu kamu cepat lepasin tangan kamu."

"iya iya aku lepasin sayang" ujar gavin sembari tersenyum

"kamu kenapa si selalu bikin aku kaget terus, kamu mau kalo aku nanti kejang-kejang disini." ujar raina sambil memanyunkan bibirnya

"ciee tuan putri ngambek uluh-uluh" jawab gavin yang kini sedang menyubit pipi rain dan mencoba menggoda gadis itu

" ihh gavin lepasin sakitt tauuu"

" biarin aja siapa suruh punya pipi kek bapao " ledek gavin yang terus saja mencubit pipi gadis itu

" yaudah kalo kamu gak mau lepasin aku marah sama kamu" ujar raina kesal terhadap sahabat nya itu yang dari tadi enggan melepaskan cubitannya.

"yaudah iya aku lepasin. Rain aku mau nanya boleh? " tanya gavin secara tiba-tiba

"emang kamu mau nanya apa ke aku vin? "

"kalo aku pergi terus gak akan kembali lagi gimana perasaan kamu rain? " tanya gavin dengan perassan bersalah

"maksud kamu, kamu mau ninggalin aku vin? " mata raina mulai berkaca-kaca jujur rain sangat takut kehilangan sahabatnya tersebut

"maaf rain aku gak bermaksud bikin kamu sedih tapi sepertinya aku harus pergi rain." gavin kini tengah mengelus punggung tangan rain dengan ibu jarinya.
Jujur ia merasa sangat bersalah mengatakan hal itu kepada sahabat nya, ia tau bahwa sahabatnya itu sangat lemah ketika gavin harus meninggalkannya.

RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang