Angelina menatap Andra dengan wajah menantang. "Lo pikir, gue takut sama Lo?" Tanyanya ketus. Benar-benar tidak sesuai dengan hati.
Andra tersenyum tipis. "Gue suka keberanian Lo" ucapnya dengan mengusap pelan kepala Angelina membuat gadis itu bungkam. Dia tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Lalu, apa artinya?
Angelina menepis pelan tangan Andra. "Gue emang pemberani!" Ucapnya, lagi.
Andra terkekeh pelan. Angelina melongo, ia tidak menyangka lelaki didepannya benar-benar.... Tampan.
Ah! Apa yang Angelina fikirkan.
"Minggir!" Ucap Angelina dengan mendorong bahu Andra pelan. "Gue mau lewat" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Andra yang kini kembali memasukkan belatinya didalam saku jaket hitamnya.
"Menarik" ucapnya diakhiri dengan kekehan sinis.
•••
"Lama banget, Njel? Ngapain aja Lo" ucap Anastasia dengan wajah yang ditekuk.
Angelina tersenyum. "Engga kok" ucapnya. "Lo udah pesen makanan?" Tanyanya kemudian.
Anastasia mengangguk. "Udah. Noh, bakso Lo keburu dingin" ucapnya menunjuk semangkuk bakso yang mungkin sudah terlalu lama.
Angelina segera duduk. Ia mengalihkan pandangannya ke sekitar kantin yang sangat ramai. Diisi oleh anak-anak kelas X yang tengah melakukan MOS.
Pandangannya terhenti pada satu sosok yang membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Andra!.
Lelaki itu memandangnya sebentar. Sebelum memasangkan kembali tudung jaketnya, lalu berjalan hingga tubuhnya hilang dibalik tangga koridor.
Kling
Suara notif dan getaran kecil dari handphone disakunya membuat perhatian Angelina teralih. Ia segera menyalakan benda pipih itu dengan kernyitan bingung. Nomor tidak dikenal?
"Siapa, Njel?" Tanya Anastasia kepo.
Angelina menggeleng. "Ngga tau" ucapnya "nomor ngga dikenal"
Anastasia mengangguk. "Bales aja, Njel. Takutnya penting" ucapan Anastasia berhasil membuat Angelina mengangguk.
Ia membuka chatnya yang belum dibaca. Seketika pupil matanya membulat lebar.
0821XXXXXXXX :
Siap untuk menghadapi sebuah permasalahan?#next?
KAMU SEDANG MEMBACA
MyPsycho
Teen FictionAutor POV "Lo tau ini darah siapa?" Tanyanya tanpa memandang Angelina. Masih sibuk membilas belati itu yang mungkin, telah memakan banyak korban. Angelina diam. "Orang yang mencampuri urusan gue. Terutama Lo" ucapnya dengan menunjuk wajah gadis did...