3. Untuk Dia

56 16 0
                                    

Nadila sekarang sudah ada didepan pintu rumahnya, Vano langsung pulang setelah mengantarkan Nadila sampai depan gerbang rumahnya

"Assalamualaikum, nanad pulang" Nadila masuk kedalam rumahnya, kelihatannya sepi, tapi dari arah ruang keluarga ada yang ngobrol sepertinya

"Bang Dzul, Kak Daffa. Aaaaa nanad kangen" Nadila langsung berhambur kepelukan abangnya itu, namanya Dzul Fikar, Nadila memanggilnya dengan sebutan abang, bang Dzul kuliah di bandung dan jarang banget pulang ke Jakarta, tapi ntah kenapa alasan bang Dzul pulang kali ini

"Haloo adekk" bang Dzul membalas pelukan Nadila

"Hayy nad" dia Daffa temen dari kecil Dzul, yang udah nanad anggap kakaknya sendiri, Nadila dan Dzul hanya berjarak dua tahun umurnya, jadinya nanad lebih suka cerita apapun ke abangnya itu, ataupun Daffa

"Bang Dzul sama kak Daffa kenapa kok tiba-tiba pulang ke Jakarta?" tanya Nadila yang sekarang duduk di tengah-tengah mereka

"Ga boleh nih pulang kerumahnya sendiri?" tanya bang Dzul pura-pura ngambek

"Ya boleh dong bang, tapi tumben aja bang Dzul sama kak Daffa pulang, kalo diminta aja gamau pulang, kalau gak diminta pada pulang" Nadila jengkel pada abang satunya ini, jika ia minta pulang abangnya selalu menolak mentah-mentah permintaanya

"Kuliahnya abang sama Daffa lagi libur 2 bulan dek" kata bang Dzul sambil ngambil kantong kresek yang gatau isinya apa

"Beneran?" -Nadila

"Iya dekk. Nih oleh-oleh dari bandung" bang Dzul memberikan kantong kresek yang ia pegang dari tadi

"Apanih?" tanya Nadila bersemanga

"Buka aja pasti suka kok" Nadila langsung membuka kantong kresek tersebut dan barang didalamnya membuat Nadila benar-benar bahagia

"Hahh, baju TDS-nya dream? Ini kan pesananya Nadila udah tiga bulan yang lalu bang, abang masih inget?" tanya Nadila, ia benar-benar senang, dulu ia kira abangnya tidak akan membelikan, namun sekarang apa dibelikannya juga kan

"Iyalah abang inget, minggu kemaren temen abang ada yang ke Korea, jadinya abang nitip sekalian, dan Alhamdulillah dapet yang ori dari SM langsung, ya walaupun agak mahal dikit"

"Hahh ori? Beneran ini?" tanya Nadila

"Iya katanya, kakak iparnya itu kerja dideket kantor SM, dan SM store kan boleh buat umum, dan dapet deh bajunya" bang Dzul memang sangat tahu bahwa adiknya ini sangat fanatik terhadap kpop, namun Dzul sangat bangga dengan adiknya, karena adiknya ini tidak pernah meninggalkan kewajiban terhadap Tuhannya

"Bang? Bunda sama Ayah kemana?" tanya Nadila kebingungan

"Ohh tadi bunda sama ayah lagi cari makan malem buat kita, sekalian jemput Aidil pulang les" jawab bang Dzul

"Dzul PS-an kuy!" ajak Daffa

"Yuk lahh kekamar. Nad mau ikut?" dikamar abang banyak cemilan tadi" nanad melirik abangnya, namun Nadila ya tetap Nadila perempuan aktif yang selalu doyan makan, belum disuruh pun langsung naik ke kamar abangnya

"Nanad ga berubah ya" liat Daffa ke arah Nadila yang sedang berlari di tangga

"Galahh, nanad mah tetep nanad, walaupun usianya udah 18 tahun, tingkahnya masih bocah kalau depan keluarga mah, dia tegas, jutek, cuma waktu disekolah" Dzul sangat lengket dengan Nadila dari kecil, karena ga akan ada Nadila, jika dulu si kecil Dzul tidak merengek meminta adik pada bundanya
(dikata bikin adek kaya bikin adonan mochi apa ya:v)

17.55 WIB

Allahuakbar Allahuakbar
Sura adzan berkumandang, bunda, ayah dan adeknya Nadila belum sampai rumah, keluarga Nadila yang setiap maghrib selalu melaksanakan sholat berjamaah yang diimami ayahnya, sekarang digantikan oleh abangnya, mereka bersiap dimushola rumah dan segera melaksanakan kewajiban mereka

Dreams Come True || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang