Hari ini adalah hari dimana acara sekolah Nadila diadakan, digabung juga dengan acara pemilihan ketua osis, karena sebentar lagi masa jabatan angkatan Nadila akan segera berakhir dan reorganisasi ke adik-adik kelas mereka, acara inipun menjadi acara terakhir bagi osis angkatan Vano dan Nadila
Undangan mereka terdiri dari dewan guru, dan jajaran-jajarannya, ketua yayasan pun juga diundang karena bisa dibilang ini anniversary SMA Nadila terbesar, alumni-alumni yang masih bergabung dalam group SMA pun turut diundang, tak lupa bang Dzul dan Kak Daffa datang, karena mereka juga alumni SMA ini
"Dean, liat Vano gak?" tanya Nadila pada salah satu panitia di belakang panggung
"Ga tuh nad"
"Yaudah thank's. Duh ini Vano kemana lagi, acara udah mau mulai, undangan semua udah pada dateng, dia kan seharusnya nyambut tamu undangan dan sambutan ketua panitia nanti" Nadila masih berkeliling ke semua sudut sekolah, namun Vano tak dapat ia temukan
"Ren, liat Vano ga?" Nadila bertanya pada seorang adek kelas yang ada di ruangan osis
"Oh, kak Vano lagi ngasih arahan ke calon-calon penerus kak Vano kak, di lantai dua, kelas Mipa 2" kata adek kelas yang ber-name tag kan Reni Fauziah itu
"Makasih ya dek" Nadila langsung berlari keatas, dan segera masuk kedalam kelas mipa 2, dan benar ternyata Vano ada di dalam
"Huh ketemu juga ni anak" Nadila mengatur nafasnya yg tidak beraturan itu, masih dengan satu tangan yang memegang gagang pintu
"Nad, kenapa kok lari-lari sihh" tanya Vano dengan sikap polosnya itu
"Jam berapa ini, lo tuh harus nyambut dan nemenin tamu undangan, nantikan juga lo ada sambutan sebagai ketua panitia, udah lewat 15 menit ini" jelas Nadila sambil menunjukan jam tangannya
"Ehhh gue lupa nad, yaudah gue segera turun, lo atur bagian mc dan konsumsi ya. Ehh adek-adek semua, dilanjutin nanti ya, sekarang kalian siap-siap juga dibawah" semua mengangguk, Vano segera mengajak Nadila turun kebawah
"Lo kenapa ga manggil nama gue aja sih di mic mc, kenapa nyari sampe lari-lari kaya tadi" cerocos Vano yang masih dengan berjalan di samping Nadila
"Ehh ogeb ya lo, yang ada reputasi lu bakalan ancur didepan guru-guru sama ketua yayasan, apalagi banyak alumni yang dateng, trus gue harus buka langsung gitu kalo lo ga tepat waktu, yang ada dikecam yang jelek-jelek nanti angkatan kita" jelas Nadila lebih tegas, jiwa nanadnya yang imut hilang sudah
"Ehh iya juga, pinter banget sih lo" Vano mengusap pucuk kepala Nadila, dan langsung dilepas kasar oleh Nadila, capek nanad tuh bang
Vano sudah berada dikursinya bersama dengan guru-guru yang lain. Acara pun dimulai, dan kini saatnya Vano memberikan sambutan kepada para tamu dan siswa-siswi yang lain
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Vano memulai sambutannya
Diisi dengan ucapan syukur, terima kasih dan yang terakhir maaf tulus dari seorang Vano Ramadhan
"Hanya itu yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Vano mengakhiri sambutannya tanpa kesalahan sedikitpun, nyontek kertas? Jelas tidak, ini bukan yang pertama untuk Vano harus berbicara di depan masyarakat sekolahAcaranya berlangsung dengan sangat meriah, kenapa acara ini bisa berjalan dengan lancar, karena si tukang pembuat onar sudah diamankan, Vano meminta dua panitia osis untuk menjaga Reza dkk. Acara di mulai dari penampilan perwakilan semua kelas, dan acara pemotongan tumpeng oleh kepala sekolah, dan kepala yayasan, diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh guru agama SMA Nadila dan dilanut dengan istirahat, istirahat diisi dengan acara bebas, jika ada anak yang ingin menyumbangkan suaranya dipersilahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams Come True || Huang Renjun
Hayran Kurgu[ON GOING] Teruntuk seseorang yang hanya dalam angan bayangan. Hingga rasa yang akhirnya tersampaikan ©fullxxsn