Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Yewon diam, kepalanya masih belum bisa menangkap situasi macam apa yang sedang menyerangnya ini. Semua raga di ruangan itu sedari tadi bergilir untuk mendekap tubuh kecilnya. Tangisan tertahan dari beberapa wanita juga tertangkap netra indahnya. Belum lagi semua mulut itu terus memanggilnya,Arin.
Yewon benar tidak bisa menjalankan lagi otaknya.
“kakak rindu kamu,Rin” Seunghee menjadi yang terakhir memeluk tubuh Yewon.
Yewon hanya bisa pasrah. Dalam benaknya ia sudah mendebat kalau ia bukanlah Arin.
“maaf” suara berat milik seorang pria membuat fokus yang tadinya tertuju pada Yewon teralihkan pada si pemilik suara yang tidak lain adalah Jisung.
“kalian salah orang. Dia Yewon bukan Arin” lanjut Jisung. Tentu tangannya menarik paksa tubuh Yewon agar keluar dari kerumunan.
“dia bukan orang yang kalian kenal. Dia kakak saya” Jisung sembunyikan raga kecil itu di balik punggung lebarnya.
Mungkin memang sedari tadi ia hanya diam dan terlihat menikmati semua keadaan. Tapi makin kesini, saat nama Arin terus saja disebut-sebut membuat Jisung tersadar. Mereka semua salah orang. Dan, kakaknya terlihat tidak nyaman.
“ta—”
“tante bidadari sudah berinkarnasi. Sekarang namanya tante Yewon” Nari memotong ucapan sang ayah Taeil, yang tadinya hendak bersuara.
Nari beranikan langkahnya menuju Yewon, lalu menarik tangan milik Yewon secara lembut “malam ini Tante Yewon tidur sama aku ya” lanjut si kecil kembali bersuara. Ia tuntun langkah Yewon menjauh dari semua anak lentera. Meninggalkan Jisung begitu saja.
Zishu yang menangkap raut kebingungan dari seorang Jisung lantas dengan cepat menghampiri. “abang bisa tidur dengan paman Mark malam ini” seru si kecil sambil menarik tangan Jisung menuju keberadaan Mark yang berdiri lima langkah di depan sana.
“Paman Mark jangan sia-siakan kesempatannya ya”
🐬
Pesta reunian itu masih di paksa berlangsung. Dengan aura wajah yang lebih mendung, mereka berusaha untuk terus bertukar kata. Kedatangan sosok Yewon yang tiba-tiba membuat mereka kembali merindukan si kecil,Arin. Belum lagi memikirkan bagaimana anak-anak mereka tau akan datangnya sosok itu membuat mereka makin merinding.
Seperti Tuhan sengaja menjadikan anak-anak sebagai juru bicara.
“sumpah aku masih belum bisa ngerti situsi apa ini” Chaeyeon mengeluh sambil menatap bergantian raga para kakak.
Hyojung bahkan tampak memijit keningnya tanpa henti. Ia juga sama pusingnya dengan Chaeyeon.
Jiho Mimi dan Yooa tak banyak bicara, mereka sama-sama diam.