Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“berhenti ngeluh! Kamu bukan anak kecil lagi Lee Chaeryeong”
“saya enggak ngeluh. Siapa juga yang bilang saya anak kecil” bibir pucat Chaeryeong mengeluarkan suara balasan. Bahkan disaat demam seperti itupun Chaeryeong masih sempat-sempatnya membalas ucapan Jeno.
“kalau sadar kamu bukan anak kecil cepat minum obatnya” tutur Jeno jengah sendiri.
Chaeryeong kembali menggeleng “ngga—”
“ini perintah” potong Jeno penuh penekanan.
Kalau sudah dikatakan perintah, Chaeryeong gadis paling anti dengan obat-obatan itu harus berberat hati melakukannya. Bibirnya mengerucut lucu, ingin mendebat pun sudah tak bisa. Dengan berat hati Chaeryeong minum beberapa pil yang sudah di siapkan Jeno untuknya.
Butuh waktu lima menit lebih untuk Chaeryeong menelan tuntas pil tersebut.
“bagus” Jeno kembali memainkan ponselnya
Dan Chaeryeong hanya duduk sambil memperlihatkan tingkah anak kecil yang sedang bercerita dengan Mamanya. Iya, ruangan itu dihuni oleh dua orang untuk saat ini. Satu Chaeryeong, dan satunya lagi seorang ibu-ibu yang sepertinya sudah lebih dulu berada disana.
Ibu itu memilik seorang anak kecil yang Chaeryeong tebak berumur sekitar enam tahun. Gadis kecil berkepang dua itu terus bercerita dengan nada semangat, sampai-sampai membuat Chaeryeong tersenyum hangat.
“Yeji Papa bawa eskrim” seorang pria memasuki kamar. Memberikan eskrim rasa coklat pada sang anak. Gadi kecil itu berhenti bercerita, ia sibuk menyantap eskrim pemberian ayahnya.
Chaeryeong meneguk ludah, es krim itu lumayan menggiurkan “direktur”
“apa” jawab Jeno yang tentu netranya masih terjebak di layar ponsel.
“direktur lee” panggil Chaeryeong sekali lagi
“apa” barulah Jeno menatap Chaeryeong.
“mau eskrim juga” Chaeryeong gigit bibir bawahnya matanya berbinar dengan penuh permohonan. Jeno yang melihat tingkah sok imut itu menghela, menatap sejenak anak kecil disana. Lalu menggeleng mantap “kamu masih demam. Nggak boleh”
Bibir Chaeryeong segera melengkung kebawah “pelit”
“bukannya pelit. Kamu—”
“pantesan kak Chaeyeon nggak suka” gerutu Chaeryeong tanpa peduli dengan raut wajah Jeno yang mulai berubah.
“coba ulangi sekali lagi” raut wajahnya sudah tak bersahabat lagi. Tatapan dinginnya makin mengeluarkan hawa, berasa seperti Chaeryeong akan di bekukan segera.
Chaeryeong menggeleng “kata bang Hangyul cara paling ampuh buat moveon itu ya dengan ketemu orang baru” Chaeryeong jelas sengaja mengalihkan pembicaraan “gimana kalau saya atur kencan buta untuk direktur. Kenalan saya cantik cantik lho”