02

396 57 1
                                    

•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•

Kalian sudah siap?

Sekarang waktunya kita fokus akan Mark

Akan ku ceritakan keadaan namja tampan itu sekarang.

Sudah berapa tahun ya?hm, tujuh tahun kurang lebih. Sudah tujuh tahun semenjak kepergian sang terkasih,sudah tujuh tahun berlalu semenjak terakhir kali ia melihat hamba Tuhan yang paling cantik di muka bumi ini.

Tujuh tahun berlalu, tiap detik kehidupannya, Mark tidak pernah ingin berusaha melupakannya. Sama sekali tidak akan pernah. Mark sudah berjanji pada dirinya sendiri, Arin adalah satu-satunya wanita yang diterima dihatinya. Tidak akan ada wanita lain, meski raga si wanita sudah tidak di dunia, tapi jangan lupakan cinta dan seluruh kenangan indah itu masih terus berkembang biak di dalam hati dan pikirannya.

Melihat bagaimana seorang Mark yang betah melajang, membuat seluruh keluarga menceramahinya.

Mark muak akan ucapan keluarganya sendiri, dan dari itu, tepat setahun kepergian Arin, namja tampan itu pergi meninggalkan tanah Korea. Memilih mengasingkan diri ketanah kelahirannya, Kanada.

Sampai sekarang Mark tidak pernah pulang ke rumah. Perusahaan yang harusnya berada di bawah kendalinya, semenjak Taeyong mengundurkan diri menjadi pewaris tahta, kini beralih ke tangan Jeno.

Dalam satu situasi, Mark dan Taeyong sama, mereka enggan terus terjebak dalam dunia aneh itu. Maka dari itu mereka memilih kabur, Taeyong pergi ke Jeju dan tinggal disana bersama sang istri, Yooa. Dan Mark tentu ke Kanada.

Mark hanya akan pulang ke Korea pada saat memperingati hari meninggalnya Arin. Pasti tidak akan lama, Mark hanya akan pulang selama tiga hari, itupun ke apartemennya Jeno bukan ke rumah orangtuanya.

Ya, seperti sekarang

Mark sudah bernaung di bawah langit Korea lagi, ia tatap langit cerah, cuacanya lumayan indah. Mark menghela nafas di buatnya. Ah, melihat langit Korea membuat nya merindukan Arin.

Titt...titt

Lamunan Mark terpaksa terhenti saat klakson dari sebuah mobil menembus gendang telinganya. Dari ciri-ciri mobil tersebut, Mark rasa ia kenal.

“jadi bang Mark mau ngelamun disitu sampai sore?” sarkas Jeno menyembulkan kepalanya lewat jendela.

Mark tersenyum tipis, ia bawa raganya memasuki mobil. Ransel hitam nya ia letakkan ke bangku belakang. “apa kabar lo?” Tanya Mark, peringati, itu bukan pertanyaan basa-basi, Mark menanyakan itu tulus dari hati. Ia tau adiknya itu sedang dalam keadaaan yang kurang baik, Mark sudah dengar dari Haechan tentang Lee Chaeryeong.

“menurut lo gue baik-baik aja?”

Mark menggeleng pelan yang diiringi dengan seulas senyuman “sifatnya gimana?mirip Chaeyeon juga?”

[2]Love LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang