Happy reading😊
"Ta, pulang bareng gak? Mumpung di gak jemput bokap" ajak Rizka
Sekarang kelas mereka sudah kosong tak bersisa, kecuali Rizka yang tengah duduk berpangku tangan menunggu Aletta yang masih memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas.
"Duluan aja, Riz" ucap Aletta.
Tangan Aletta masih sibuk memasukkan beberapa buku dan pulpen yang masih tersisa diatas mejanya.
💦💦
Rizka pov
Rizka meninggalkan temannya itu sedirian di kelas. Ia sudah sangat bosan menunggu Aletta sedari tadi yang bahkan penantiannya itu tidak dihargai. Sedih memang, tapi Rizka mencoba untuk selalu memahami temannya yang jarang menganggapnya ada.
Bruk
Tubuh Rizka terhempas ke lantai keramik yang dingin. Bokongnya sakit akibat pendaratan yang belum siap ia terima. Perlahan kepalanya mendongak berusaha mencari tau siapa yang menabraknya.
"Lo! Ngapain?" ketus Rizka sembari mendirikan tubuhnya yang hendak dibantu oleh tangan wanita di depannya namun segera Rizka tepis.
"Ngapain lo? Belum puas? Mau gangguin Aletta lagi? Atau lo sekarang mau gangguin kehidupan gue?" cecar Rizka.
Hatinya sudah sangat memanas melihat wajah wanita di depannya, walaupun dapat ia lihat wanita itu nampak sendu tidak seceria saat mereka masih bersama.
"Gue mau minta maaf, Riz" ucap Kayra lirih.
Rizka mendengus pelan mendengar ucapan Kayra. Ia sudah menduganya dari awal, tapi hatinya masih saja menolak untuk percaya dengan apa yang diucapkan wanita di depannya itu.
"Kemana aja lo selama ini? Bukan gue yang bisa terima permintaan lo, tapi Aletta, Kayra!" tegas Rizka.
"Aletta mana? Gue mau ngomong sama dia, gue mau kita temenan lagi kayak dulu" jelas Kayra.
Rizka melihat wajah Kayra yang sudah dibasahi cairan bening yang perlahan keluar dari matanya. Hatinya teriris, tapi Rizka juga menyadari kesalahan Kayra pada Aletta juga sangat besar. Apalagi perbuatan Kayra sudah membuat Aletta yang dulu selalu ceria kini menjadi sedingin es. Ia tidak mau melihat Aletta kembali tersakiti, walaupun dalam hatinya sendiri Rizka ingin mereka kembali bersama, berteman dan berbicara santai seperti dulu.
Matanya mengedar, ia hanya tidak ingin Aletta salah paham terhadapnya dan mengira jika ia dan Kayra masih sangat dekat. Walaupun ia tahu, Aletta tidak pernah memaksanya untuk berpihak padanya. Namun tatapannya tertuju pada satu objek yang kini berjalan mendekat sembari menyeret tas ranselnya di lantai.
"RIZKA!!!" teriak Aletta.
Anjir, gak tepat waktunya, pikir Rizka.
Rizka segera melangkahkan kakinya mendekati Aletta dan berharap Aletta tidak mengetahui siapa wanita yang sedang berbicara dengannya.
"Tas lo kenapa, Ta?" tanya Rizka berusaha mengalihkan pandangan Aletta dari wanita yang masih berdiri cukup jauh dari mereka.
"Putus talinya, padahal kemaren baik-baik aja bahkan gak ada marahan. Tapi tiba-tiba putus" jelas Aletta.
Rizka mendengus pelan mendengar penuturan Aletta yang cukup panjang baginya.
"Itu hanya tas, Ta. Tapi kenapa lo menyeritainnya kayak pasangan baru putus?" protes Rizka yang hanya dibalas cengiran Aletta yang menampilkan deretan giginya.
Rizka memperhatikan arah pandangan Aletta yang tertuju pada wanita yang masih membelakangin mereka.
Kenapa tuh orang gak pergi sih?, pikir Rizka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Silhouette
Teen Fiction*Update hari sabtu* "Kenapa lo harus pergi disaat hati gue mulai menghangat?" Aletta Airishyta Rosdiana, siswi cantik primadona sekolah yang terkenal dengan sifat dingin dan cueknya, membuat siapa saja bahkan pria harus berfikir dua kali sebelum men...